REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Rumah Sakit Mata Bali Mandara (RSMBM) membuka layanan Laser Assisted In Situ Keratomileusis (Lasik) untuk pasien umum. Ini merupakan prosedur untuk mengurangi atau menghilangkan kelainan refraksi, mencakup mata minus, plus, serta silindris.
"Proses lasik ini cuma butuh waktu 10-15 menit. Setelah lasik, pasien bisa melihat lebih baik tanpa kacamata," kata Dokter Spesialis Mata di RSMBM, Ni Kompyang Rahayu, Selasa (20/2).
Proses lasik diawali dengan skrining. Pemeriksaan ini meliputi refraksi lanjutan, topografi kornea, noncontact tonometri, pentacam, dan wavescan. Pasien yang bisa menjalani lasik minimal berusia 18 tahun, tidak dalam kondisi hamil atau menyusui, dan kedua mata dalam keadaan baik.
"Yang pakai kontak lensa juga harus melepasnya selama 14 hari atau hard contact hingga 30 hari berturut-turut sebelum tindakan lasik," kata Rahayu.
Keberadaan layanan lasik di RSMBM membuat pasien tidak perlu lagi jauh-jauh ke Jakarta, Bandung atau Surabaya untuk dioperasi. Lasik akan memperbaiki kesalahan bias dengan membentuk kembali kornea mata.
Cahaya yang jatuh pada kornea betul-betul fokus pada retina, sehingga pasien tidak perlu lagi menggunakan kacamata atau kontak lensa untuk membantu penglihatannya.
RSMBM sebelumnya sudah dilengkapi alat diagnosis kelainan mata yang disebabkan penyakit diabetes dan hipertensi. Penderita hipertensi dan diabetes disarankan melakukan pemeriksaan mata secara rutin setiap satu tahun sekali untuk mencegah gangguan penglihatan yang lebih serius seperti kebutaan.