Jumat 23 Feb 2018 00:17 WIB

Manusia tak Butuh 8 Gelas Air Setiap Hari

Tubuh memberikan sinyal agar seseorang tidak lagi perlu meminum air putih.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Winda Destiana Putri
Minum air putih
Foto: Sciencealert
Minum air putih

REPUBLIKA.CO.ID, Sebenarnya, delapan gelas sehari tidak dibutuhkan oleh semua orang. Sebuah riset menunjukkan bahwa orang cukup untuk mengetahui kapan tubuh membutuhkan air hingga delapan gelas per hari.

Peneliti di Monash University Australia menemukan bahwa tubuh memberikan sinyal agar seseorang tidak lagi perlu meminum air putih. Sinyal tersebut muncul ketika secara fisik air sulit untuk ditelan. Mekanisme ini memperkuat fakta mengenai kebutuhan air setiap orang berbeda.

"Jika kita melakukan apa yang tubuh kita tuntut, kita mungkin akan melakukannya dengan benar, hanya minum ketika merasa haus dan bukan mengikuti jadwal yang rumit," papar pemimpin peneliti, Michael Farrell.

Jelas hal tersebut menunjukkan bahwa seseorang bisa saja membutuhkan lebih dari delapan gelas sehari atau bahkan kurang dari angka tersebut. Terlalu banyak minum air sebenarnya adalah masalah. Karena dapat menyebabkan keracunan air yang disebur dengan hiponatremia.

Hiponatremia muncul ketika tingkat natrium dalam aliran darah menjadi sangat rendah. Hal tersebut membuat tubuh menjadi mual, lesu, kejang, bahkan koma dan menyebabkan kematian.

Dalam penelitiannya, Farrell meminta 20 peserta untuk melihat kekuatan tubuh dalam menelan air dalam dua kondisi. Yakni setelah berolahraga ketika mereka haus dan ketika mereka dipaksa untuk meminum sejumlah air dengan jumlah berlebih.

Tim peneliti menemukan bahwa terdapat peningkatan hingga tiga lipat ketika orang-orang minum terlalu banyak air. Dimana tanda dalam tubuh muncul untuk mengatur masa air yang dikonsumsi sehingga membuat air lebih sulit untuk diminum.

"Di sini pertama kalinya kami menemukan usaha menelan penuh air berlebih yang berarti mereka harus mengatasi semacam hambatan. Ini sesuai dengan hipotesa kami mengenai refleks menelan menjadi terhambat ketika meminum air," lanjut Farrell.

Selain itu, Tim peneliti menggunakan resonansi magnetik fungsional untuk mengukur aktivitas otak ketika sebelum dan sesudah minum air di bawah kondisi tadi. Saat mereka terlalu banyak minum, ada lebih banyak aktivitas di area otak kanan yang tepat.

Seperti dilansir dari laman Science Alert, penelitian tersebut menunjukkan bagaimana seseorang membuat pilihan dalam meminum air. Terutama ketika memaksakan diri untuk meminum delapan gelas per hari.

"Ada kasus ketika atlet maraton diberitahu untuk minum air dan meninggal, dalam keadaan tertentu, karena mereka patuh dalam rekomendasi (minum 8 gelas per hari) dan minum jauh dari kebutuhannya," kata Farrel.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement