REPUBLIKA.CO.ID, Diet DASH merupakan pengaturan pola makan yang didominasi oleh sayuran, buah, gandum utuh hingga produk rendah lemak atau bebas lemak. Diet DASH juga melarang asupan tinggi gula dan tinggi lemak jenuh.
Pengaturan pola makan yang sehat ini sangat identik dengan pasien hipertensi. Diet DASH terbukti memberi manfaat baik dalam pengendalian tekanan darah pasien hipertensi.
Selain bermanfaat bagi pasien hipertensi, diet DASH juga ternyata dapat memberi manfaat positif bagi kesehatan mental. Hal ini diungkapkan oleh tim peneliti dari Rush University Medical Center setelah melakukan penelitian terhadap hampir 1.000 orang dewasa selama 6,5 tahun.
"Kami ingin melihat apakah pola makan bisa menjadi cara yang efektif dalam menurunkan risiko depresi," ungkap peneliti Dr Laurel Cherian dari Rush University Medical Center, seperti dilansir WebMD.
Hasil penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara pola makan dan kesehatan mental. Di satu sisi, kemungkinan depresi pada orang yang menerapkan diet DASH 11 persen lebih rendah dibandingkan orang-orang yang tidak mematuhi diet DASH.
Di sisi lain, pengaturan pola makan yang salah dan tidak sehat juga dapat meningkatkan kemungkinan depresi. Pengaturan pola makan yang dimaksud adalah pola makan tinggi lemak jenuh dan daging merah, namun rendah asupan sayur dan buah.
Cherian mengatakan temuannya belum mengonfirmasi bahwa diet DASH sudah pasti penyebab turunnya risiko depresi. Akan tetapi, penelitian yang ia lakukan berhasil menemukan adanya hubungan antara diet DASH dan penurunan risiko depresi.
Cherian mengatakan penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk mengonfirmasi temuan ini. Penelitian lebih lanjut juga perlu dilakukan untuk mengetahi komponen nutrisi apa pada diet DASH yang dapat mencegah depresi di kemudian hari.
"Dan (komponen nutrisi untuk) membantu orang-orang menjaga otak mereka tetap sehat," lanjut Cherian.
Saat ini, depresi merupakan kondisi yang cukup umum ditemukan pada kelompok usia tua. Depresi juga lebih sering ditemukan pada orang dengan masalah ingatan dan orang dengan faktor risiko vaskular seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi.
"Atau orang-orang yang memiliki strok," ujar Cherian.