Selasa 13 Mar 2018 03:50 WIB

Waspadai Penyakit Ginjal Kronis

Lingkar pinggang yang berlebihan memicu munculnya penyakit ginjal kronis.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Indira Rezkisari
Pria kegemukan (obesitas)
Foto: Reuters
Pria kegemukan (obesitas)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit ginjal menyebabkan sekitar 850 ribu kematian setiap tahunnya. Penyebab utama penyakit ini adalah kebiasaan gaya hidup yang buruk, yang merusak ginjal dan mempengaruhi kemampuan untuk menyaring darah, sehingga mengakibatkan kotoran menumpuk di dalam tubuh.

Penyakit ginjal kronis adalah salah satu penyakit ginjal yang paling umum. Ini menyebabkan hilangnya fungsi ginjal secara progresif, mulai dari beberapa bulan sampai beberapa tahun.

Masalah ini mempengaruhi sekitar 10 persen populasi dunia. Alasannya, dikutip dari Times of India, lebih dari 50 persen pasien penyakit ginjal kronis di India disebabkan oleh obesitas sesuai laporan Pan-India. Studi baru-baru ini mencerminkan peningkatan besar pada penyakit ginjal kronis. Namun, di India tidak ada studi dan data minimal mengenai prevalensi penyakit ginjal kronis.

Penyebab utama ginjal kronis adalah obesitas, terutama obesitas perut, yang cukup umum di kalangan orang India. Sebuah studi mengungkapkan, 48 persen pria dan 63 persen wanita memiliki lingkar pinggang di luar batas yang dapat diterima untuk populasi Asia. Sehingga membuat mereka rentan terhadap penyakit ginjal.

Perlu diwaspadai, penyakit ginjal kronis tidak bergejala pada tahap awal. Menurut Dr. Ajit K Huilgol Chief Consultant Nephrology and Renal Transplant, penyakit ginjal kronis sangat berbahaya karena asimtomatik dan berlanjut secara diam-diam pada tahap awal.

''Penyakit ginjal berlanjut ke tahap lanjut oleh waktu pasien mengalami gejala berikut, kelemahan dan kelelahan, nyeri saat kencing, pembengkakan, frekuensi atau buang air kecil, sakit punggung bawah, kurang nafsu makan, muntah dan mual dan gatal dan ruam kulit di seluruh tubuh,'' jelas Dr Ajit.

Dr Pallavi Patri, konsultan-Nephrologist di Columbia Asia Hospital Whitefield menjelaskan, penyakit ginjal kronis dapat berdampak negatif pada kesuburan wanita. Dan, dalam beberapa kasus pengobatan yang digunakan untuk mengobati penyakit ginjal tertentu dapat memiliki efek yang sama.

Oleh karena itu, obat harus dipilih dengan seksama untuk wanita usia subur. ''Kehamilan itu sendiri membawa risiko bagi wanita dengan ginjal kronis dan anaknya yang belum lahir,'' ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement