Senin 19 Mar 2018 17:16 WIB

Pil KB untuk Pria Selangkah Makin Maju

Pil untuk pria dikembangkan dalam varian yang tidak berefek samping ke hati.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Pil KB atau pil kontrasepsi.
Foto: Pixabay
Pil KB atau pil kontrasepsi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pil kontrasepsi untuk pria kini telah selangkah lebih dekat untuk pengembangan. Digunakan setiap hari seperti pil KB wanita, pil ini mematikan testosteron pria dan hormon yang menyebabkan produksi sperma.

Penggunaan pil KB untuk pria bekerja dengan membuat jumlah sperma cukup rendah sehingga pria tidak bisa menghamili pasangannya. Periset yang memberi tablet tersebut kepada pria selama sebulan mengatakan penggunaan pil kontrasepsi tidak menyebabkan kerusakan hati, efek samping yang ditunjukkan pada uji coba kontrasepsi hormonal sebelumnya.

"Sudah cukup kuno untuk berpikir bahwa pria akan lupa minum pil. Data survei menunjukkan bahwa pria ingin bertanggung jawab atas kontrasepsi pada pasangan," kata penulis riset Dr Arthi Thirumalai, dilansir dari laman Daily Mail, Senin (19/3).

Studi ini menunjukkan bahwa pil yang telah dikembangkan bekerja dengan aman, dan efisien dalam menghalangi produksi testosteron dan gonadotropin pria, sambil menghindari masalah di hati. "Sangat menyenangkan melihat satu agen oral mendapatkan efek yang begitu penting. Studi lebih lanjut diperlukan untuk melihat apakah ini berarti menghalangi produksi sperma juga. Pil wanita tersedia pada tahun 1961, dan para ilmuwan telah mencoba lebih dari 30 tahun untuk mengembangkan versi laki-laki," ujarnya.

Pil baru ini harus dikonsumsi bersama makanan. Cara kerjanya menghalangi reseptor di otak untuk mematikan hormon yang dibutuhkan untuk produksi sperma. Dan langkah selanjutnya adalah melihat apakah jumlah sperma terpengaruh pada pria yang minum pil paling sedikit tiga bulan. Hasil penelitian utama ini adalah untuk menunjukkan pil aman, dengan semua pria melewati tes keselamatan termasuk fungsi hati dan ginjal.

Temuan penelitian, yang dilakukan dengan Harbor-UCLA Medical Centre, dipresentasikan pada ENDO 2018, pertemuan tahunan Endocrine Society di Chicago. Dr Kevin McEleny dari British Fertility Society mengatakan bahwa penelitian ini menarik. "Tapi penelitian ini bersifat jangka pendek dan hanya melihat beberapa hasil potensial," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement