Rabu 28 Mar 2018 07:37 WIB

Lonjakan Diabetes Anak Banyak Terjadi di Musim Liburan

DM Tipe 1 di anak seringkali salah atau terlambat didiagnosa.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Penyakit Diabetes
Foto: Blue Diamond Gallery
Penyakit Diabetes

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit Diabetes Mellitus (DM) Tipe 1 merupakan penyakit endokrin-metabolik tersering yang terjadi pada anak dan remaja di seluruh dunia. Di Indonesia, kasus DM Tipe 1 pada anak meningkat hingga lebih dari 500 persen dalam lima tahun terakhir.

"Itu yang terdaftar, ter-registry," jelas Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Aman Bhakti Pulungan SpA(K) FAAP saat ditemui usai Seminar Awam DM Tipe 1 di Gedung IDAI, Selasa (27/3). Berdasarkan data registry UKK Endokrinologi IDAI pada 2017, kasus DM Tipe 1 pada anak paling banyak ditemukan pada kelompok usia 5-6 tahun dan 11 tahun. Aman mengatakan peningkatan kasus DM paling banyak terjadi pada saat musim liburan yaitu November-Januari dan Juni-Agustus.

Berbeda dengan DM Tipe 2 yang lebih dipengaruhi oleh gaya hidup, DM Tipe 1 disebabkan oleh proses autoimun di mana antibodi di dalam tubuh menyerang sel beta pankreas. Kerusakan sel beta pada pankreas ini menyebabkan tubuh mengalami kekurangan insulin sehingga kadar gula darah meningkat.

Baca juga: Temuan Baru: Diabetes Ternyata Ada 5 Tipe, bukan 2 Tipe.

Hingga saat ini, penyebab terjadinya autoimun yang memicu DM Tipe 1 belum diketahui. Namun sebagian ahli menilai proses autoimun tercetus akibat faktor lingkungan maupun infeksi virus.

"(Yang kemudian) mengubah sistem imun, sehingga (antibodi) merusak sel beta pankreas," terang Aman.

Jika tak ditangani dengan baik, pasien DM tipe 1 juga rentan terhadap risiko komplikasi. Risiko komplikasi pada pasien DM Tipe 1 sama seperti risiko komplikasi yang dihadapi pasien DM Tipe 2. Komplikasi ini bisa mengenai jantung, ginjal hingga mata. "Cepat atau tidaknya komplikasi (terjadi) tergantung HbA1c," lanjut Aman.

HbA1c merupakan komponen minor pada hemoglobin yang berkaitan dengan glukosa. Kadar HbA1c bisa diketahui melalui pemeriksaan laboratorium. Kadar HbA1c yang tinggi menunjukkan bahwa kadar gula darah tidak terkontrol selama tiga bulan terakhir.

Diagnosis DM pada anak bisa ditegakkan jika menemukan lima hal, beberapa di antaranya adalah adanya gejala klinis dan gula darah sewaktu sebesar 200 mg/dl atau lebih. Beberapa indikator lain untuk menegakkan diagnosis DM adalah gula darah plasma puasa sebesar 126 mg/dl atau lebih, kadar glukosa plasma sebesar 200 mg/dl atau lebih pada pemeriksaan tes toleransi glukosa oral (TTGO) maupun HbA1c sebesar 6,5 persen atau lebih.

Orang tua perlu lebih mewaspadai kemungkinan DM Tipe 1 pada anak karena kasus DM Tipe 1 seringkali salah atau terlambat terdiagnosis. Keterlambatan diagnosis dapat membuat anak mengalami kondisi yang lebih serius seperti ketoasidosis diabetik (KAD).

Penyakit DM Tipe 1 saat ini memang tidak dapat disembuhkan. Akan tetapi, anak bisa tumbuh dan berkembang selayaknya anak sehat lain jika menjalani kontrol metabolik yang lain melalui pemberian insulin, pengaturan makan, olahraga, edukasi dan pemantauan ula darah secara mandiri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement