Sabtu 31 Mar 2018 10:08 WIB

Bahaya Ikan Makarel Bercacing pada Tubuh

Larva cacing yang tertelan dalam keadaan hidup bisa menimbulkan berbagai keluhan.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Gita Amanda
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melakukan razia ikan kaleng mengandung cacing di salah satu pusat perbelanjaan, di Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (29/3). Razia di sejumlah pusat perbelanjaan tersebut guna mengantisipasi peredaran ikan kaleng berbahaya.
Foto: Prasetya Fauzani/Republika
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melakukan razia ikan kaleng mengandung cacing di salah satu pusat perbelanjaan, di Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (29/3). Razia di sejumlah pusat perbelanjaan tersebut guna mengantisipasi peredaran ikan kaleng berbahaya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini sedang heboh pemberitaan mengenai cacing yang diketemukan pada ikan kalengan makarel. Nama cacing tersebut adalah Anisakis sp dengan nama penyakit yang biasa mengikutinya, Anisakiasis.

Konsumsi ikan mengandung cacing ini, berdampak buruk pada kesehatan. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Pencernaan, dr Ari Fahrial Syam SpPD, mengatakan larva cacing ini jika tertelan oleh manusia dalam keadaan hidup dapat menempel di dalam lambung atau usus halus  menimbulkan berbagai keluhan. Antara nyeri perut, mual, muntah, kembung, diare ada darah dan demam yang tidak terlalu tinggi.

"Selain itu keberadaan larva cacing ini pada tubuh manusia  juga bisa menyebabkan reaksi alergi pada tubuh manusia yang bisa berakibat fatal," ujarnya dalam pesan melalui singkat yang diterima Republika.co.id, Sabtu (31/3).

Larva cacing Anisakis ini tidak bisa berkembang biak di tubuh manusia tapi bisa bertambah besar. Sebab sejatinya siklus hidup cacing ini ada di dalam tubuh ikan.

"Sejauh ini sebagai dokter penyakit dalam yang melakukan endoskopi saya tidak pernah menemukan secara langsung larva cacing Anisakis di saluran pencernaan pasien. Tapi saya pernah mendapatkan berbagai cacing lain seperti cacing gelang (Askaris), cacing cambuk (Trikuris)  atau cacing pita (Taenia) yang didapat melalui pemeriksaan endoskopi," ungkapnya.

Kembali ke cacing Anisakis, cacing ini memang banyak ditemukan pada raw fish (ikan mentah) atau raw sea food (makanan laut mentah) sehingga kasus penemuan cacing ini banyak ditemukan pada masyarakat Jepang yang menyukai sashimi atau sushi.

"Bagaimana dengan larva Anakis yang ditemukan pada ikan makarel? Hal ini jelas mustinya tidak terjadi dan saya sangat setuju bahwa BPOM langsung bertindak atas produk-produk yang tercemar tersebut," ujarnya.

Tindakan tegas memang diperlukan, meski larva pada ikan bisa mati saat dimasak dengan benar. Selain itu larva cacing tersebut sebenarnya juga akan mati jika disimpan dalam suhu -20 derajat celcius.

"(Tetapi) apapun kita harus tetap mewaspadai dan tetap hati-hati akan keberadaan larva yang mencemari makanan. Terutama jika akan dikonsumsi secara mentah," sarannya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement