Senin 16 Apr 2018 17:19 WIB

Kampanye "Ayo Indonesia Bergerak" Telah Sampai Kota Bandung

Gaya hidup sedentari terbukti telah meningkatkan penderita penyakit tidak menular.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Kegiatan Ayo Indonesia Bergerak di Yogyakarta
Foto: Republika/Eric Iskandarsjah
Kegiatan Ayo Indonesia Bergerak di Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebuah Gerakan "Ayo Indonesia Bergerak" dari Yogyakarta Menuju Jakarta telah mencapai Bandung. Gerakan ini dibuat untuk membuktikan Indonesia bisa bergerak lebih aktif.

Menurut Technical Marketing Advisor, Fonterra Brands Indonesia, Rohini Behl, Anlene, merek unggulan dari Fonterra Brands Indonesia, mengajak masyarakat Indonesia untuk bergerak lebih aktif dalam rangka melawan gaya hidup sedentari seiring. Salah satunya, dengan menggelar kegiatan kampanye ‘Ayo Indonesia Bergerak’ di Balai Kota Bandung, Ahad (15/4).

Rohini mengatakan, melalui kampanye ini, Anlene ingin mendorong masyarakat Indonesia untuk bergerak lebih aktif agar mereka dapat mencapai potensi maksimal dalam hidup dan tentunya menjadi lebih sehat. Kampanye ‘Ayo Indonesia Bergerak’ ini pun melibatkan selebriti Prisia Nasution dan penggiat olahraga Muhammad Fadli.

"Kegiatan dalam kampanye ini meliputi aktivitas fisik estafet dari Yogyakarta ke Jakarta untuk menginspirasi masyarakat Indonesia bergerak lebih aktif secara fisik untuk melawan gaya hidup sedentari," katanya. Sebanyak 250 pelari dan pesepeda dilepas untuk melakukan perjalanan sejauh 600 km ke Jakarta melewati sejumlah kota seperti Kebumen, Purwokerto, Ciamis, Bandung, dan Bogor pada peluncuran di Yogyakarta pada 8 April lalu.

"Gaya hidup sedentari telah menjadi isu penting di Indonesia dan dunia. Gaya hidup sedentari terbukti telah meningkatkan jumlah penderita penyakit tidak menular dan mencegah masyarakat Indonesia memiliki kehidupan yang lebih baik," ujar Rohini.

Menurut Rohini, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa 24,1 persen  penduduk Indonesia menjalani perilaku sedentari lebih dari 6 jam per hari. Dengan seperempat masyarakat Indonesia menjalani gaya hidup sedentari, risiko terjadinya penyakit tidak menular pun meningkat.

Saat ini, kata dia, penyebab kematian tertinggi di Indonesia dan dunia termasuk di antaranya adalah penyakit tidak menular seperti stroke, penyakit jantung, dan diabetes mellitus. Seiring dengan gaya hidup modern yang dijalankan oleh masyarakat Indonesia, tidak bisa dipungkiri bahwa gaya hidup sedentari pun merupakan suatu hal yang juga banyak dilakukan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement