Kamis 19 Apr 2018 18:40 WIB

Kehilangan Gigi Saat Paruh Baya Berpotensi Gagal Jantung

Penelitian itu dinyatakan oleh Dr Lu Qi dari Universitas Tulane di New Orleans.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Winda Destiana Putri
Penyakit jantung/ilustrasi
Foto: Wikipedia
Penyakit jantung/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebuah penelitian AS menunjukkan kehilangan dua atau lebih gigi alami pada usia paruh baya, dapat menjadi sebuah penanda adanya peningkatan risiko penyakit jantung koroner. Penelitian itu dinyatakan oleh Dr Lu Qi dari Universitas Tulane di  New Orleans.

"Selain asosiasi lain yang didirikan antara kesehatan gigi dan risiko penyakit, temuan kami menunjukkan bahwa orang dewasa setengah baya yang telah kehilangan dua atau lebih gigi di masa lalu dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular,” ujar Qi, dilansir dari Reuters, Kamis (19/4).

Qi menyatakan, hal itu terlepas dari jumlah gigi alami seorang paruh baya, atau apakah mereka memiliki faktor risiko alami penyakit kardiovaskular. “Seperti pola makan yang buruk atau tekanan darah tinggi,” ujar Qi dalam presentasinya  di Epidemiologi dan Pencegahan, Gaya Hidup dan Cardiometabolic Health Scientific Sessions 2018 oleh American Heart Association pada Maret lalu.

Namun Qi melanjutkan, hubungan antara kesehatan gigi seperti kehilangan gigi dan risiko kardiovaskular masih belum jelas. Kebanyakan penelitian sebelumnya, kata dia, hanya menyelidiki  mengenai kasus kehilangan gigi yang sudah ada sebelumnya.

“Sedikit yang diketahui tentang apakah insiden akhir-akhir ini, yaitu kehilangan gigi selama masa dewasa tengah dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular di masa depan,” ungkapnya.

Tim studi melakukan analisis data pada wanita dan pria dari Studi Kesehatan Perawat jangka panjang (NHS) dan Studi Tindak Lanjut Profesional Kesehatan (HPFS). Para peserta berusia antara awal 45 tahun dan awal 69 tahun dan tidak memiliki penyakit jantung.

Mereka lalu menjawab pertanyaan mengenai berapa jumlah gigi alami pertama pada 1986 di HPFS, dan pada 1992 di NHS. Pada kuesioner tindak lanjut, peserta melaporkan apakah mereka mengalami kehilangan gigi baru-baru ini.

Hasilnya, mereka memiliki 23 persen peningkatan risiko penyakit jantung koroner bagi mereka yang berusia 25 tahun hingga 32 tahun yang kehilangan dua atau lebih. Dibandingnkan dengan mereka yang tak kehilanggan gigi.

Penelitian itu juga telah menyesuaikan dengan kualitas diet, aktivitas fisik, berat badan, hipertensi dan faktor risiko kardiovaskular lainnya. Sementara, hasil lainnya, kehilangan hanya satu gigi selama masa studi, tidak terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung yang signifikan.

Terlepas dari jumlah gigi alami pada awal penelitian, risiko penyakit jantung koroner meningkat 16 persen di antara mereka yang kehilangan dua atau lebih gigi selama masa studi dibandingkan dengan mereka yang tidak kehilangan gigi.

Namun, di satu sisi, juru bicara AHA, Dr Russell Luepker yang tak terlibar dalam penelitian itu mengatakan, kehilangan gigi merupakan bagian dari penyakit gigi.  "Peridontitis dan gingivitis menyebabkan kehilangan gigi dan hilangnya gigi tentu merupakan tahap akhir penyakit gigi," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement