REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Area kewanitaan merupakan bagian yang sensitif, intim, dan vital. Maka, kebersihan area kewanitaan penting untuk diperhatikan.
Kebersihan area kewanitaan yang tidak kurang dapat memicu ketidakseimbangan pH pada area kewanitaan dan menyebabkan infeksi. Infeksi pada area kewanitaan yang berulang dapat menyebabkan infeksi panggul, infeksi saluran kencing, infertilitas, kerusakan sistem imun tubuh, sampai infeksi menyeluruh (sepsis). Faktanya, 7 dari 10 wanita pernah mengalami keputihan yang disebabkan oleh area kewanitaan yang tidak terjaga kebersihannya dan 5 persen mengalami infeksi berulang.
Dokter Mery Sulastri, Educator and Trainer Mundipharma Indonesia, menjelaskan area kewanitaan memiliki tingkat pH alami di angka 3,8 sampai 4,2. Keseimbangan pH alami perlu dijaga agar bakteri baik atau lactobacillus di area kewanitaan tetap mendominasi. Bakteri baik ini bisa mencegah area kewanitaan dari berbagai gejala infeksi seperti gatal, bau, dan keputihan berlebih.
Salah satu senyawa yang mampu membantu pertumbuhan bakteri baik di area kewanitaan adalah prebiotik. Prebiotik bisa berfungsi sebagai makanan atau nutrisi bagi perkembangan bakteri baik di area kewanitaan. "Dengan demikian, prebiotik ini bisa tetap menjaga tingkat pH normal di area kewanitaan," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, belum lama ini.
Dokter Mery menambahkan untuk menjaga keseimbangan pH dan flora normal, area kewanitaan perlu dibersihkan setiap hari. Pilihan pembersih yang baik untuk area kewanitaan adalah memiliki pH yang sesuai dengan pH alami area kewanitaan. Salah satu kekeliruan yang sering terjadi dalam membersihkan area kewanitaan adalah dengan menggunakan body wash atau sabun badan. Penggunaan sabun badan kurang disarankan karena pH yang terkandung pada sabun badan berada di angka 9 sampai 10 dan kurang ideal untuk membersihkan area kewanitaan yang memiliki pH lebih asam.
"Membersihkan area kewanitaan dengan sabun badan dapat menyebabkan kekeringan pada kulit dan berpotensi menjadi peradangan (vulvar dermatosis) yang bisa mengganggu tingkat pH alami dan flora normal di area kewanitaan.