REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengonsumsi kopi secara rutin sudah terbukti baik untuk kesehatan. Tetapi ketika sesuatu dikonsumsi berlebihan tentu kebaikannya akan hilang dan berganti dengan bahaya-bahaya lain, termasuk minum kopi.
Penelitian telah menemukan kopi dapat meningkatkan umur panjang dan mengurangi risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung dan banyak lagi. Namun, ketika kebiasaan itu melintasi batas dari pilihan yang menyenangkan menjadi kebutuhan sehari-hari, persamaannya menjadi sedikit lebih rumit.
Asisten profesor di Universitas Arkansas untuk Institut Penelitian Psikiatris Ilmu Kedokteran Merideth Addicott, mengatakan manusia bisa mengalami ketergantungan pada kopi dan minuman berkafein lainnya, seperti teh, soda, dan minuman berenergi. Dia mengatakan, kafein tidak benar-benar membuat kecanduan dengan cara yang sama seperti pada obat-obatan dan alkohol.
"Orang tentu saja mengembangkan toleransi dan ketergantungan dan melalui penarikan ketika mereka berhenti menggunakannya," kata Addicott, dikutip dari Time, Kamis (26/4).
Bagaimana sesorang tahu apakah ia sudah ketergantungan pada kafein? Addicott mengatakan, ketergantungan kafein lebih tentang bagaimana substansi mempengaruhi fungsi sehari-hari daripada tentang jumlah sebenarnya yang dikonsumsi setiap hari.
Tidak ada jumlah cangkir tertentu atau miligram kafein per hari yang menandakan masalah. Addicott mengatakan, ini lebih tentang bagaimana orang yang merasa tertekan kalau mereka tidak bisa mendapatkan kafein ketika mereka menginginkannya. Dan, seberapa banyak gangguan yang disebabkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. "Ini lebih dari ambang subyektif," kata peneliti itu.
Beberapa ahli menyarankan orang dewasa mengonsumsi tidak lebih dari 400 miligram kafein per hari atau kira-kira empat cangkir. Kalau lebih risiko efek samping yang akan dihadapi termasuk gangguan tidur, migrain dan sakit kepala, detak jantung yang cepat, tremor otot, lekas marah, gugup dan sakit perut.
"Ketika Anda minum kafein dalam jumlah tertentu setiap hari, tubuh Anda beradaptasi dengan itu dan mempertahankan kinerja awal yang normal," kata Addicott.
Ketika seseorang tidak mendapatkan kafein sebanyak biasanya, tubuh akan bereaksi yang sebenarnya dapat menurunkan kinerja. Ketika rasanya kafein memiliki efek yang kuat dan meningkatkan kemampuan untuk berkonsentrasi, sebenarnya tidak. Itu hanya membawa tubuh dan energi seseorang kembali ke garis normal.
Untuk menghindari ketergantungan, Addicott mengatakan, satu-satunya cara nyatanya adalah dengan melepaskan diri dari minuman berkafein secara perlahan namun pasti. Menukar minuman kafein dengan kegiatan lain seperti berjalan di sekitar kantor atau melakukan aktivitas fisik lainnya ketika merasa mengantuk akan lebih baik.