REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan jantung bisa menyerang siapapun, terlepas pria atau wanita dan usia berapapun. Spontaneous Coronary Artery Dissection (SCAD) adalah kondisi darurat langka yang ditandai oleh robeknya salah satu pembuluh darah di jantung yang akhirnya memperlambat aliran darah ke jantung dan menyebabkan serangan jantung, irama jantung tidak normal, dan kematian mendadak.
Wanita rentang usia 30-50 tahun yang biasanya tanpa riwayat penyakit jantung paling mungkin mengalami SCAD. Pria juga bisa mengalami SCAD, meski kejadiannya lebih sedikit. Secara keseluruhan sulit memperkirakan SCAD.
Penelitian terbaru diterbitkan dalam Jurnal Circulation menyebutkan SCAD menyebabkan satu hingga empat persen serangan jantung secara keseluruhan. SCAD bertanggung jawab hingga 35 persen serangan jantung pada wanita di bawah 50 tahun dan lebih dari 40 persennya terjadi saat periode kehamilan.
Gejala SCAD pada wanita berupa nyeri dada atau nyeri yang menjalar ke bahu, lengan, rahang. Denyut jantung dan perasaan berdebar di dada secara tiba-tiba menimbulkan sesak napas, berkeringat, tubuh terlalu lelah, mual, dan pusing. Jika Anda tiba-tiba mengalami gejala tanpa penyebab yang jelas ini, hubungi rumah sakit untuk mendapat bantuan.
Pendiri Women's Heart Clinic di Mayo Clinic, Rochester, Minnesota, Sharonne Hayes mengatakan intervensi tertentu yang dilakukan pada wanita yang mengalami SCAD berbahaya jika dilakukan dokter yang tidak akrab dengan SCAD. Kehamilan dikenal sebagai faktor risiko utama untuk SCAD.
"Ada lima hingga 10 persen kasus SCAD dikaitkan dengan kehamilan," kata Hayes, dilansir dari US News, Senin (21/5). Jika wanita sedang hamil, mereka harus melibatkan obgyn bersama spesialis kardiologi dan penyakit dalam selama perawatan.
Ada kondisi disebut displasia fibromuskular, di mana dinding arteri melemah, dapat berkontribusi pada SCAD. Kondisi genetik tertentu dari jaringan ikat, seperti sindrom Ehlers-Danlos, juga terkait dengan SCAD.
Tekanan darah tinggi, aktivitas fisik berlebihan, emosional tinggi juga menjadi penyebab terkait. Sakit kepala migrain dan obat-obatan hormonal, seperti perawatan infertilitas juga mungkin menyebabkan SCAD.
Ahli jantung dan asisten profesor klinis kedokteran di Stanford Health Care, California, Abha Khandelwal mengatakan SCAD juga bisa menyerang wanita sehat yang terlalu sibuk bekerja dan mengejar karier tinggi. "Wanita profesional harus menyadari gejala ini untuk diri mereka sendiri," kata Khandelwal.