Rabu 23 May 2018 07:29 WIB

Makan Sendiri Bisa Jadi Penyebab Ketidakbahagiaan

Studi menyebut tidak ada yang mengalahkan kekuatan interaksi manusia.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Indira Rezkisari
Makan bersama keluarga, teman, atau kolega sanggup meningkatkan kebahagiaan seseorang.
Foto: EPA
Makan bersama keluarga, teman, atau kolega sanggup meningkatkan kebahagiaan seseorang.

REPUBLIKA.CO.ID, OXFORD -- Studi dari Oxford Economics dan National Center for Social Research menunjukkan, makan sendirian merupakan penyebab terbesar dari ketidakbahagiaan. Dilansir di Independent, Rabu (23/5), hasil penelitian ini didapatkan setelah mensurvei lebih dari 8 ribu orang dewasa Inggris untuk menyelidiki bagaimana orang bisa hidup lebih baik setiap harinya.

Secara tidak sengaja, data yang dikumpulkan mengungkapkan bahwa suasana hati sebagian besar responden menurun selama enam bulan terakhir. Penurunannya mencapai 0,5 poin menjadi rata-rata 60,7 persen. Meski sebagian besar penurunan terkait dengan faktor musiman seperti cuaca ekstrem dan kekacauan transportasi umum, indeks menemukan alasan yang lebih mengejutkan terkait ketidakbahagian seseorang.

Menariknya, ditemukan bahwa makan sendiri lebih kuat terkait dengan ketidakbahagiaan dibanding dengan faktor lain. Dalam studi ini, orang yang makan sendiri memperoleh 7,9 poin kebahagiaan lebih rendah dari rata-rata nasional, dibandingkan seseorang yang selalu makan di perusahaan bersama teman-teman kerja.

Dari beberapa faktor, kesehatan mental ditemukan memiliki asosiasi negatif terkuat dengan kebahagiaan. Mereka yang melaporkan kondisi seperti kecemasan, depresi, serangan panik atau perilaku kompulsif memperoleh 8,5 poin di bawah angka kebahagiaan rata-rata.