Sabtu 26 May 2018 14:30 WIB

Olahraga di Bulan Puasa Bikin Tubuh Lemas?

Kunci sehatberolahraga selama Ramadhan adalah pemilihan waktu dan jenis olahraganya.

Rep: MGROL102/ Red: Yudha Manggala P Putra
Olahraga lari  (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Olahraga lari (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sering ada anggapan bahwa olahraga saat Ramadhan malah dapat membuat tubuh semakin lemas. Benarkah?

Menurut Ahli gizi dan kebugaran Mury Kuswari, S.Pd, M.Si olahraga saat berpuasa sebenarnya tak membuat tubuh lemas, justru sebaliknya bisa menambah kebugaran. Kuncinya adalah melakukan olahraga yang sesuai dengan pilihan waktu yang tepat.

"Kalau olahraga dilakukan setelah berbuka nggak akan lemas. Tapi, nggak semua orang bisa karena ada tarawih, pengajian, dan lain-lain," kata Mury saat ditemui Republika.co.id di Klinik Gizi Universitas Esa Unggul, Jakarta Barat, Jumat (18/5).

Setiap orang memiliki waktu yang berbeda dalam berolahraga. Namun, saat menentukan waktu untuk berolahraga, seseorang juga perlu menyesuaikan olahraga yang dilakukan. Misalnya saat pagi hari melakukan olahraga yang sifatnya ringan.

"Kalau olahraganya bisa dilakukan pagi sifatnya stretching yang ringan," kata Ketua Umum Asosiasi Nutrisionis Olahraga & Kebugaran Indonesia (ANOKI). Hal ini dilakukan agar menjaga kondisi biar tetap bugar.  Waktu ideal untuk melakukan olahraga ringan ini kurang lebih sekitar 15 menit dan tak lebih dari 30 menit.

Sementara untuk olahraga saat sore dapat dilakukan di saat menjelang waktu berbuka puasa. "Jangan jam 2, jangan jam 3.  Terlalu jauh. Tapi, jam 5 sampai setengah enam," ucapnya pendiri Gizi Kebugaran ini.

Mury menilai olahraga menjelang berbuka puasa bagus karena membawa kenikmatan tersendiri saat berbuka. "Membuat kenikmatan saat berbukanya berlipat ganda," ujar Kaprodi Gizi UEU.

Sementara setelah berbuka puasa, olahraga dapat dilakukan setelah selesai berbuka puasa atau sebelum tidur. Menurut penelitian, olahraga sebelum tidur dapat membuat tidur terasa lebih nyenyak.

Bagi mereka yang masih mengalami masalah dalam tidur, menurut Mury,  itu bisa  terjadi akibat antara jeda waktu olahraga dengan tidur terlalu pendek. Oleh karena itu, setelah selesai berolahraga, sediakan waktu untuk beristirahat.

"Kurang lebih satu setengah jam sampai dua jam baru kemudian tidur. Jadi, bukan beres olahraga kemudian tidur. Ada jeda satu setengah jam sampai dua jam," ucapnya.

Karena setelah berolahraga, tubuh mengeluarkan keringat yang dapat membuat tubuh lengket dan kegerahan akibatnya berpengaruh pada tidur yang tidak nyenyak dan keesokan harinya tubuh menjadi lemas.

"Terus disalahin olahraganya, padahal tidurnya yang nggak baik gara-gara setelah berolahraga dia nggak melakukan terapi artinya mandi, bersihkan badan, ganti baju,  dan lain-lain ada jarak sebelum tidur," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement