Senin 04 Jun 2018 12:56 WIB

Kurang Tidur Picu Dorongan Makan Junk Food

Perilaku ini mengarah pada peningkatan risiko obesitas dan diabetes.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Makanan cepat saji atau junk food.
Foto: pixabay
Makanan cepat saji atau junk food.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurang tidur berdampak buruk bagi kesehatan. Salah satunya memicu pola makan kurang sehat bagi tubuh.

Menurut sebuah studi, salah satu efek kurang tidur adalah mendorong seseorang untuk menyantap junk food di malam hari. Masalah ini kemudian mengarah pada kenaikan berat badan.

"Hubungan antara tidur yang buruk, menginginkan junk food, dan camilan malam hari yang tidak sehat mungkin menunjukkan pentingnya tidur dalam membantu mengatur metabolisme," kata Peneliti dari Departemen Psikiatri di Universitas Arizona Michael A. Gradner, seperti dikutip dari Indian Express, Senin (4/6).

Penelitian ini dilakukan dengan survei berbasis telepon. Data 3.105 orang dewasa dianalisis oleh peneliti. Hasilnya menunjukkan sekitar 60 persen dari peserta melaporkan mengkonsumsi camilan malam hari secara teratur.

Dua pertiga dari mereka mengungkapkan kurang tidur menjadi penyebab keinginan lebih banyak makan junk food.

Pun, tim peneliti menemukan mengidam makanan junk food dikaitkan dengan kemungkinan peningkatan memakan camilan sebanyak dua kali lipat di malam hari. Ini akan mengarah pada peningkatan risiko diabetes.

"Tidur semakin diakui sebagai faktor penting dalam kesehatan. Studi ini menunjukkan bagaimana pola tidur dan pola makan saling terkait dan bekerja sama meningkatkan kesehatan," kata akademisi Christopher Sanchez.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement