Rabu 04 Jul 2018 15:57 WIB

Cruciferous Keluarga Sayuran Antikanker

Lobak, kembang kol, kubis, selada air, brokoli, dan taoge termasuk di antaranya.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sayuran cruciferous.
Foto: Food & Nutrition Magazine
Sayuran cruciferous.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cruciferous dikenal sebagai kelompok sayuran yang berkhasiat antikanker, khususnya kanker payudara. Sayur mayur itu, antara lain lobak, kembang kol, kubis, selada air, brokoli, bok choy, dan taoge.

Hasil studi yang diterbitkan Journal of American Heart Association mengeksplorasi hubungan antara ketebalan leher arteri, penumpukan plak, dan gaya hidup vegetarian. Studi menyimpulkan wanita lebih tua yang makan lebih banyak sayuran cruciferous memiliki arteri karotis lebih sehat.

"Alasan tepat yang terkait adalah mereka makan lebih banyak sayur mayur cruciferous sehingga tubuhnya lebih protektif," tulis penelitian tersebut, dilansir dari Consumer Helthday, Rabu (4/7).

Studi ini mengambil sampel wanita Australia usia tua. Peneliti menilai penyakit jantung sering dianggap penyakit laki-laki, sementara kanker adalah penyakit perempuan. Penelitian tambahan diharapkan bisa menentukan hasil yang berlaku untuk pria.

Para peneliti University of California di Berkeley meneliti efek antikanker pada sayuran brokoli, kembang kol, kale, dan kubis. Profesor Biologi Molekuler dan Sel di University of California Gary Firstone mengatakan senyawa alami dalam sayuran-sayuran tersebut dapat memengaruhi pertumbuhan dan fungsi sel kanker reproduksi.

Sayuran cruciferous mengandung zat kimia yang dikenal sebagai 3,3'-diindolylmethane (DIM). Ini bisa mencegah pertumbuhan sel kanker payudara dan prostat.

Peneliti menemukan sel kanker prostat yang diobati dengan DIM tumbuh 70 persen lebih lambat dari pada sel kanker yang tak diobati sama sekali. Penelitian ini telah diterbitkan dalam Journal of Biological Chemistry.

"Zat kimia itu muncul dan mencegah sel-sel kanker menerima sinyal dari hormon testosteron dan pada gilirannya mencegahnya tumbuh," kata Firstone.

Kubis secara khusus bisa mencegah kanker paru-paru yang diturunkan secara genetik. Penulis studi sekaligus Kepala Genetic Epidemiology Group di the International Agency for Research on Cancer, Lyon, Prancis, Paul Brennan mengatakan pihaknya menemukan efek protektif dari konsumsi sayuran cruciferous ini setiap pekan.

Kubis kaya isothiocyanate, yang telah terbukti memiliki efek kemopreventif terhadap kanker paru-paru. Peneliti mengamati 2.141 responden yang menderita kanker paru-paru dan membandingkannya dengan 2.168 responden sehat di Republik Ceska, Hongaria, Polandia, Slovakia, Rumania, dan Rusia di mana konsumsi sayuran cruciferous oleh masyarakat di negara-negara ini sangat tinggi.

Hasilnya kanker paru-paru tak hanya terikat dengan gen, namun juga efek positif dari mengonsumsi sayuran-sayuran cruciferous.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement