Senin 09 Jul 2018 17:42 WIB

Dasi Mengganggu Kinerja Para Pekerja, Ini Alasannya

Peneliti menyebut dasi menekan pembuluh vena yang merupakan kunci aliran ke otak

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja menggunakan dasi sebagai pakaian formal
Pekerja menggunakan dasi sebagai pakaian formal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Penggunaan dasi merupakan pakaian kantor standar untuk pria, dari pekerja call center hingga bank. Akan tetapi sebuah penelitian baru memperingatkan bahwa aksesoris tersebut dapat menghambat kinerja kerja, menekan pembuluh vena yang merupakan kunci untuk aliran darah ke otak.

Dilansir dari laman Daily Mail Senin (9/7), Penelitian kecil pada 30 pria muda di Jerman menemukan penurunan fungsi otak yang signifikan. Secara statistik, di antara pria yang mengenakan dasi selama scan MRI, dengan aliran darah turun 7,5 persen.

Sementara itu jenis penurunan tidak akan memicu gejala yang jelas, para ahli memperingatkan itu akan cukup untuk mempengaruhi fungsi kognitif. Temuan-temuan itu makin memperlihatkan bahwa pakaian bebas, seperti diperjuangkan oleh Mark Zuckerberg dan Steve Jobs, jauh lebih baik daripada menggunakan pakaian formal berdasi.

Sebelum penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal Stringer, peneliti lain telah menemukan bukti bahwa dasi meningkatkan tekanan di mata pemakainya. Aliran darah yang lancar sangat penting untuk semua neuron dan sel untuk terus berdetak. Kemudian mentransmisikan pesan dan memungkinkan untuk segera menanggapi masalah, teka-teki atau ancaman.

Penelitian dari Robin Luddecke di Rumah Sakit Universitas Schleswig-Holstein adalah bukti terbaru. Luddecke merekrut 30 pria muda, 15 di antaranya diberitahu untuk memakai dasi dan 15 di antaranya tidak mengenakan dasi.

Dia mengamati otak masing-masing. Mereka yang memakai ikatan diperintahkan untuk mengikatnya menjadi Full Windsor, satu sentuhan lebih dari formasi dasi sederhana, dan untuk menariknya dengan kencang. Tim peneliti melihat penurunan langsung aliran darah otak.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement