Kamis 12 Jul 2018 19:11 WIB

Mencari Cara Baru Pengobatan Kanker

Imunoterapi menjadi modal terapi yang dapat meningkatkan keberhasilan terapi kanker

Rep: nora azizah/ Red: Hiru Muhammad
Kapsul itraconazole atau disebut obat antijamur berpotensi membunuh sel kanker
Foto: medicalnewstoday
Kapsul itraconazole atau disebut obat antijamur berpotensi membunuh sel kanker

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit kanker telah menjadi salah satu pembunuh teratas di banyak negara selain penyakit jantung. Hingga kini berbagai upaya medis telah  dilakukan banyak pihak untuk menemukan obat paling tepat.  

Beberapa waktu lalu, mantan presiden AS, Jimmy Carter juga telah divonis  menderita kanker metastatik yang bermula dari organ hati. Namun, dua tahun silam secara mengejutkan mantan presiden AS ke-39 itu telah divonis bebas kanker. Hal itu berkat adanya terapi sel imun atau imunoterapi yang dijalaninya sejak 2015.

Di Indonesia, imunoterapi memang tergolong baru dan belum banyak dilakukan rumah sakit. Prof Aru Wicaksono Sudoyo, Sp.PD, KHOM, FACP, FINASIM di sela diskusi terkait Aspek Imunologik Dalam Kanker, akhir pekan lalu mengatakan, imunoterapi yang memberdayakan sistem kekebalam tubuh untuk melawan kanker akan menjadi metode terapi di masa depan. "Kita perlu mengikuti perkembangan ilmu ini," ujar Aru. 

Imunoterapi merupakan modal terapi yang dapat meningkatkan keberhasilan terapi kanker. Imunoterapi merupakan metode pengobatan kanker dengan memberdayakan sistem kekebalan tubuh dalam melawan sel kanker. Saat ini terdapat beberapa jenis imunoterapi, antara lain monoclonal antibodies, cancer vaccines, cytokines, dan adoptive cell transfer.

Menurut Aru, angka kanker di Indonesia dapat turun dengan langkah pencegahan dan deteksi dini, bukan dengan obat canggih. Deteksi dini penting dilakukan. Apabila seorang pasien datang dengan kondisi menderita kanker stadium tiga atau lebih, maka akan sulit diobati karena waktu yang diperlukan untuk terapi sudah di ujung tanduk. Pada waktu sel normal berubah menjadi kanker, sel tersebut akan berkembang membentuk populasi yang berbeda-beda.

Pengobatan kanker dengan kemoterapi juga mengalami masalah karena untuk membunuh sel membutuhkan banyak fase. Pasien yang datang dengan kondisi kanker stadium parah umumnya sulit diobati akibat keterbatasan waktu.

Imunoterapi dianggap menjadi 'jalan ke luar' baru bagi penyakit kanker, dan bisa diberikan dengan berbagai macam cara. Saat ini perkembangannya dengan mengembangkan obat yang ada.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement