REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stres akibat tekanan pekerjaan membawa dampak buruk bagi kesehatan mental seseorang. Rasa stres tersebut jika dibiarkan saja tanpa memperoleh solusi bisa merembet menjadi keluhan lain seperti gangguan kesehatan pada fisik.
Menurut psikiater Natalia Widiasih Raharjanti, stres akibat tekanan pekerjaan bukan hanya dialami mereka yang bekerja kantoran. Akan tetapi, ibu rumah tangga pun bisa mengalami hal serupa.
"Aktivitas ibu rumah tangga bisa dikategorikan bekerja lho, tapi tidak digaji. Memasak, mengasuh anak, dan kegiatan rumah tangga bisa dikategorikan sebagai pekerjaan juga," ungkap Natalia dalam seminar awam 'Mengatasi Masalah Mental Emosional di Dunia Kerja', beberapa waktu lalu.
Ia menerangkan ada beberapa tanda yang bisa dirasakan apakah seseorang sedang mengalami stres atau tidak. Tanda-tanda itu yakni merasa beban berlebihan dan harus melakukan semuanya sendiri, mulai menghilang dari keluarga, teman-teman,dan aktivitas yang biasa dinikmati, serta merasa khawatir dengan pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai.
Tanda-tanda lainnya adalah merasa hubungan dengan beberapa orang tidak seperti biasanya, frustrasi dan marah ketika rekan kerja terus mengulang berbagai hal dan terlihat tidak mendengarkan Anda. Serta memiliki masalah kesehatan yang mengganggu secara mental dan fisik.
"Tanyakan pada diri sendiri apakah kita merasa mengalami gejala-gejala tersebut," ungkap praktisi yang juga bertugas di Departemen Psikiatri FKUI-RSCM itu. Dalam pandangan Natalia, stres diperlukan karena merupakan tantangan bagi kita untuk meningkatkan kapasitas.
Akan tetapi, stres yang tidak sehat adalah apabila mulai muncul pikiran-pikiran negatif dan produktivitas jadi terganggu. Ibu satu anak ini mengibaratkan manusia layaknya spons yang bisa menyerap segala sesuatu. Tetapi, jika apa yang diserap tidak dikeluarkan maka spons akan kelebihan beban dan rusak.
Kapanpun merasa stres, ajaklah teman atau kerabat untuk berdiskusi mencari jalan keluar. Apabila stres terjadi karena merasa tidak bisa melakukan pekerjaan yang diminta, ada baiknya mencari mentor atau minta saran dari orang yang lebih berpengalaman.
"Jangan hanya dipendam sendiri tekanan yang dirasakan. Nanti kalau ditumpuk sendiri bisa-bisa hal sepele pun akan dipandang sebagai masalah," kata Natalia.