REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2018, Pimpinan Pusat Muslimat NU dan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) menggelar talk show bertajuk 'Mewujudkan Indonesia Emas 2045 dengan tema "Bijak Menggunakan Susu Kental Manis'.
Kegiatan ini dihadiri pengurus Muslimat NU dari berbagai daerah di Indonesia dan menghadirkan pembicara yang kompeten dalam bidangnya, seperti dari ahli gizi dan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Ketua I Pengurus Harian Muslimat NU Sri Mulyati mengatakan bahwa umat Islam khsusunya orang tua sudah saatnya bijak dalam memberikan susu kental manis buat anaknya. Karena, ternyata susu kental manis tidak baik diberikan kepada bayi atau balita. "Semua hal yang terkait dengan kemaslahatan umat dalam hal ini anak dan hari anak, kita peduli. Kita imbau agar umat bijak menggunakan susu kental manis," ujarnya saat ditemui Republika.co.id usai talk show di Gedung A Kemendikbud, Jakarta, Senin (30/7).
Menurut para ahli, susu kental manis (SKM) bukanlah susu, tetapi minuman yang terbuat dari gula dan susu. SKM mengandung gula sebesar 40-50 persen, sehingga kadar gula yang tinggi meningkatkan risiko diabetes dan obesitas pada anak-anak. Selain itu, asupan gula yang berlebihan akan merusak gigi anak.
"Tadi persentase gulanya sudah jelas. Kalau orang yang memerlukan monggo, tapi bukan untuk anak-anak," ucapnya.
Menurut dia, Muslimat NU selama ini selalu peduli terhadap hal-hal baru yang berhubungan dengan masa depan anak. Karena itu, Muslimat NU juga mengimbau agar umat juga peduli terhadap apapun yang menjadi asupan anak. "Pokoknya kita harus bijak menggunakan SKM. Tapi tidak hanya itu, makanan apapun tetap kita harus mengetahui, berapa persentase gizi dan segala macamnya," katanya.
Di tempat yang sama, Ketua Harian YAICI Arif Hidayat menjelaskan bahwa pihaknya dan Muslimat NU sudah menandatangi nota kesepahaman untuk mensosialisasikan agar masyarakat bijak menggunakan susu kental manis. Menurut dia, YAICI dan Muslimat NU ke depannya akan melakukan sosialisasi hingga tingkat daerah.
"Kita kerjasamanya ini kedua kalinya sebenarnya. Tadi tandatangan MoU itu akan berlanjut di beberapa kota. Nanti kita akan kerjasama sosialisi bentuk format seperti ini juga, mungkin tahap awal akan digelar di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat," jelas Arif.