REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa yang senang bekerja seminggu lima hari? Semua pasti menginginkan setidaknya dua atau tiga hari libur dalam seminggu. Selain untuk melakukan aktivitas menyenangkan lain, terkadang orang membutuhkan lebih dari sehari untuk beristirahat.
Dilansir dari Travel and Leisure, berdasarkan laporan Melbourne Institute Worker Paper, orang-orang yang berusia di atas 40 tahun lebih produktif apabila mereka bekerja hanya tiga hari dalam sepekan. Bahkan kurang dari tiga hari.
Situs Newser menjelaskan, para peneliti mendapatkan kesimpulan tersebut setelah melakukan penelitian terhadap 3.000 relawan pria dan 3.500 relawan wanita. Penelitian yang dilakukan yakni para peneliti menganalisis struktur keluarga dan pekerjaan mereka, serta kondisi ekonomi dan kesehatan mereka.
Dalam penelitian tersebut, para relawan diminta untuk melakukan beberapa kegiatan seperti membaca, membaca sembari menyebutkan huruf-hurufnya, dan mencocokkan nomor dan angka dalam tekanan waktu. Hasil yang didapat adalah para relawan yang bekerja 25 jam seminggu melakukan kegiatan-kegiatan tersebut lebih baik.
Baca juga: Ferrero Tawarkan Pekerjaan Impian Bagi Pencinta Cokelat
Selanjutnya, dikutip dari Huffington Post, para relawan yang bekerja lebih dari 25 jam seminggu menunjukkan kemunduran performa dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Salah satu peneliti yang juga profesor Universitas Keio, Colin McKenzie, menjelaskan bahwa banyak negara akan meningkatkan usia pensiun mereka dengan menunda usia di mana orang-orang memenuhi syarat untuk mulai menerima tunjangan pensiun.
“Artinya adalah banyak orang-orang yang akan tetap bekerja saat mereka sudah berada di tahap akhir kehidupan mereka,” kata Colin, dikutip dari The Times.
Colin juga berkata bahwa tingkat stimulasi intelektual mungkin bergantung pada jam kerja. Pekerjaan dapat menjadi sebuah pedang bermata dua. Yakni, dapat menstimulasi aktivitas otak tetapi juga dapat mengakibatkan rasa lelah dan stres apabila bekerja terlalu lama. Ia menambahkan bahwa rasa lelah dan stres tersebut dapat berpotensi merusak fungsi kognitif.
Dalam penelitian yang mereka lakukan, Colin mencatat bahwa perbedaan jam kerja sangatlah penting untuk mempertahankan fungsi koginitif pada orang dewasa paruh baya dan mereka yang lanjut usia. Selain itu, bekerja paruh waktu juga dapat mempertahankan kemampuan kognitif secara efektif.