REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktif bergerak dan berolahraga disebut sebagai perlindungan terbaik bagi tubuh saat seseorang menua. Kesimpulan itu dipaparkan dalam studi terbaru yang dipublikasikan Journal of the American Heart Association.
Menurut penelitian, orang lanjut usia (lansia) yang aktif bergerak lebih sedikit menunjukkan tanda-tanda penyakit jantung. Para lansia yang sehat itu menghabiskan waktu berolahraga dan tidak menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berdiam diri.
Riset melibatkan 1.600 partisipan Inggris berusia 60-64 tahun. Selama lima hari, mereka diminta memakai sensor detak jantung sementara tim menganalisis tingkat aktivitas dan indikator penyakit jantung seperti prekursor kolesterol dan zat interleukin-6.
Secara keseluruhan, para peserta yang memiliki lebih banyak kegiatan memiliki indikator penyakit jantung yang jauh lebih rendah. Bergerak yang dimaksud adalah aktivitas ringan seperti berjalan, bermain tenis, atau berkebun.
"Hasil ini semakin menambah bukti bahwa aktivitas fisik dapat menurunkan risiko penyakit jantung. Penting bagi lansia untuk menghabiskan waktu dengan aktivitas intensitas apapun," kata penulis studi Ahmed Elhakeem, profesor epidemiologi di Universitas Bristol.
Sejumlah studi juga menyoroti pentingnya latihan kardio dan kekuatan terhadap penuaan. Latihan aerobik atau kardio membuat jantung memompa dengan kuat dan tubuh berkeringat, sementara latihan kekuatan akan memperkuat otot yang melemah karena usia.
Penelitian yang terbit di jurnal Circulation Januari silam menemukan olahraga empat sampai lima hari dalam sepekan berguna meningkatkan kinerja jantung. Sedangkan, American Heart Association merekomendasikan berjalan 150 menit selama sepekan dan latihan otot selama 75 menit sepekan, dikutip dari laman Business Insider.