REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjaga tubuh dari bakteri merupakan hal yang sangat penting. Tidak hanya tubuh jadi sehat dan segar, tetapi gigi juga akan terlihat lebih bersih.
Dikutip dari Reader’s Digest, Senin (13/8), ternyata gigi dapat menunjukkan tanda-tanda penyakit dalam tubuh. Apa saja tanda-tanda tersebut?
Diabetes Tipe 2
Gusi merah yang bengkak yang mungkin berdarah merupakan ciri khas dari penyakit periodontal (penyakit gusi). Berdasarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), kondisi yang sangat umum ini memengaruhi lebih dari 47 persen orang Amerika berumur 30 tahun atau lebih, dan lebih dari 70 persen orang dewasa berumur 65 tahun atau lebih.
Penyakit periodontal disebabkan oleh bakteri yang terdapat di dalam mulut yang menginfeksi jaringan lunak dan membuat plak. Menurut dokter bedah gigi yang juga merupakan seorang profesor periodontik di UCLA School of Dentistry, Paulo Camargo, diabetes dapat membuat penyakit periodontal menjadi semakin buruk. Penyakit periodontal juga dapat menyebabkan gula darah menjadi semakin sulit untuk dikontrol.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa diabetes adalah faktor risiko utama untuk periodontitis, sebuah penyakit periodontal yang lebih serius yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada jaringan lunak dan menghancurkan tulang yang menopang gigi. Bahkan, orang yang menderita diabetes tiga kali lebih rentan terkena periodontitis daripada mereka yang tidak menderita diabetes.
“Apabila gusi sering berdarah dan bengkak, atau seorang pasien sering mengalami abses atau infeksi, maka dokter gigi akan mulai bertanya apakah mereka memiliki riwayat keluarga pengidap diabetes,” kata juru bicara American Dental Association yang juga seorang ahli periodontologi dan dokter bedah gigi, Sally Cram.
Namun ternyata, penyakit periodontal tidak hanya penyakit yang berkaitan dengan diabetes, tetapi juga berkaitan dengan serangan jantung dan stroke yang berisiko tinggi.
Memiliki Refluks Asam
Memakan bawang putih dan lupa menyikat lidah bukanlah satu-satunya penyebab seseorang memiliki napas yang bau. Terkadang bau mulut disebabkan oleh penyakit refluks gastroesophageal (GERD). GERD dapat tidak diketahui oleh pengidapnya karena mereka terkadang merupakan sebuah kondisi yang terjadi saat tidur.
Apabila terjadi dalam jangka waktu yang panjang, GERD dapat menghilangkan gigi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 24 persen masyarakat pengidap GERD mengalami erosi gigi.
Sangat Stres
Menggertakkan gigi dapat menandakan bahwa Anda sedang tertekan. Semakin sering menggertakkan gigi, Anda dapat merusak gigi yang menyebabkan gigi menjadi sensitif. “Sering menggertakkan gigi dapat membuat Anda (menggertakkan) sampai ke dentin, di bawah enamel. Anda dapat mematahkan gigi,” kata Camargo.
Baca juga: 5 Minuman Penyebab Gigi Rentan Rusak
Kepadatan Mineral Tulang Rendah
Gigi yang longgar, termasuk gigi palsu yang sudah mulai longgar, dan gusi yang surut bisa jadi merupakan tanda dari rendahnya kepadatan mineral dalam tulang yang dapat menyebabkan osteoporosis. Menurut National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases (NIAMS), wanita pengidap osteoporosis tiga kali lebih memungkinkan mengalami kehilangan gigi.
NIAMS mengemukakan bahwa sinar-X gigi dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengidentifikasi osteoporosis. Bahkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa sinar-X memang lebih efektif mengidentifikasi orang dengan osteoporosis dibandingkan orang dengan kepadatan tulang yang normal.
Penyakit Autoimun
Apabila mulut terasa sangat kering, penyebabnya mungkin beberapa obat-obatan tertentu. Tapi satu kemungkinan penyebabnya bisa jadi penyakit autoimun sindrom Sjogren yang terutama menyerang wanita berumur di atas 40 tahun.
Penyakit tersebut menyebabkan tubuh menyerang kelenjar yang memproduksi air liur dan air mata, menyebabkan keringnya mulut dan mata dan meningkatkan risiko gigi berlubang. Meskipun tidak ada yang dapat mengobati Sjorgen, tapi gejala-gejalanya dapat ditangani dengan perawatan yang membantu mengembalikan kelembapan.
Gangguan Makan
Tanda-tanda anoreksia dan bulimia dapat dilihat oleh dokter gigi. Menurut National Eating Disorders Association (NEDA), anoreksia, defisiensi nutrisi, termasuk kurangnya kalsium, zat besi, dan vitamin B, dapat menyebabkan kerusakan pada gigi, terjadinya penyakit gusi, sariawan, dan mulut kering. Sementara bulimia, asam lambung dari muntahan dapat mengikis enamel gigi, menyebabkan gigi sensitif terhadap makanan panas dan dingin, serta terjadinya perubahan pada warna dan bentuk gigi.
Penyakit Celiac
Menurut National Institutes of Health, dokter gigi berada dalam posisi yang unik untuk mengidentifikasikan penyakit celiac terhadap pasien apabila mereka tahu apa yang harus dicari. Meskipun celiac, penyakit autoimun yang mana gluten merusak usus kecil, berhubungan dengan gejala gastrointestinal, tetapi penyakit celiac juga dapat memengaruhi gigi yang menyebabkan cacat pada enamel gigi.
Penyakit celiac dapat membuat gigi mengalami perubahan warna seperti adanya bintik-bintik putih, kuning, atau cokelat. Penyakit tersebut juga dapat menyebabkan seseorang sering mengalami sariawan dan mulut kering.