Selasa 14 Aug 2018 13:17 WIB

Bahaya yang Mengintai dari Diet Karnivora

Pola makan hanya daging berpotensi membuat tubuh kekurangan banyak gizi.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Diet karnivora mengharuskan pelakunya hanya melahap daging.
Foto: Antara
Diet karnivora mengharuskan pelakunya hanya melahap daging.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diet vegan dan vegetarian memang masih mendominasi untuk gaya hidup sehat. Belakangan muncul diet karnovira.

Gaya diet tersebut mendorong orang-orang hanya makan daging. Tidak ada karbohidrat, tidak ada buah atau sayuran. Ya, hanya ada daging.

Diet karnivora telah berevolusi dari diet keto dan paleo, yang menjauhkan karbohidrat dari protein dan lemak. Beberapa pengikut gaya hidup pun memasukan ikan, produk susu dan telur dalam makanan juga.

Dalam beberapa bulan terakhir, semakin banyak orang yang telah mencoba diet karnivora dan menyebarkan berita di media sosial. Saat ini ada lebih dari 30 ribu unggahan dengan tagar #carnivorediet di Instagram. Pelakunya mengklaim diet ini dapat menurunkan berat badan, mengurangi peradangan, menurunkan tekanan darah dan meningkatkan libido.

Awal berjalan, diet karnivora banyak diakui berhasil. Namun, para profesional kesehatan sekarang sangat mengutuk diet tersebut, sebab konsumsi daging saja menghilangkan banyak nutrisi yang diperlukan tubuh.

Ahli medis telah menunjukkan, diet tersebut sama sekali tidak ditopang dengan klaim kesehatan. Bahkan, diet karnivora dapat menyebabkan kekurangan vitamin.

Meskipun ada manfaat kesehatan yang diberikan daging sebagai sumber protein, vitamin B, besi, seng dan magnesium, banyak ahli gizi dan ahli diet telah menyuarakan keprihatinan tentang diet karnivora. Menjalankan gaya hidup tersebut dinyatakan tidak sehat.

"Sejujurnya saya pikir salah satu risiko terbesar dari diet karnivora adalah kanker usus besar. Namun, kami tidak akan memiliki data tentang itu untuk tahun-tahun mendatang,” kata profesor nutrisi Rachele Pojednic kepada Lifehacker menyarankan untuk ada studi yang meneliti efek tersebut lebih lanjut, dikutip dari Independent, Selasa (14/8).

Baca juga: Waktu Makan yang Tepat Sangat Pengaruhi Kesehatan Tubuh

Ketika pengikut diet karnivora berfokus pada daging berlemak, maka berisiko menaikkan kadar kolesterol LDL. Pelakunya pun dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan serangan jantung.

“Satu hal yang tidak dapat Anda abaikan adalah ada beberapa nutrisi yang tidak bisa Anda dapatkan dari daging,” kata ahli gizi Harley Street Rhiannon Lambert. Ia menjelaskan, hanya mengonsumsi daging akan merampas tubuh dari folat, vitamin C dan E, dan serat, yang semuanya penting untuk kesehatan. Komposisi itu pun tidak akan cukup hanya dengan memakan ikan. Terlebih lagi, hidup dengan daging saja tidak menyediakan serat yang cukup bagi tubuh untuk meningkatkan kesehatan usus.

“Daging juga cenderung mendorong keseimbangan kolesterol baik dan buruk kita (disebut HDL dan LDL) menuju akhir yang buruk,” tambahnya. Lambert juga khawatir, mengikuti diet ketat seperti itu dapat menyebabkan gangguan makan dan hubungan yang tidak sehat dengan makanan. Kondisi tersebut akan berpotensi merusak tubuh.

"Individu yang memiliki pengikut media sosial yang tinggi sangat berpengaruh dan memiliki dampak besar pada orang-orang yang mengikuti unggahan mereka," kata Lambert. Influencer di media sosial memiliki tanggung jawab untuk tidak menyesatkan orang dengan saran yang menyesatkan. Lambert  menegaskan, sebaiknya mengikuti saran yang sudah berlandaskan bukti ilmiah, sebab setiap tubuh manusia memiliki karakter dan keunikan masing-masing.

“Kami semua bereaksi dengan cara yang berbeda untuk berbagai makanan dan apa yang berhasil untuk satu orang tidak akan bekerja untuk orang lain. Secara khusus ketika datang ke diet, mendorong penghapusan kelompok makanan secara keseluruhan sangat tidak bertanggung jawab," kata Lambert.

Sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli seperti ahli gizi agar bisa melihat kebutuhan asupan tubuh. Mereka akan memberikan saran yang sesuai dengan kondisi tubuh sehingga akan mengurangi efek buruk untuk selanjutnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement