REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kampanye antisedotan plastik semakin digaungkan. Setelah Starbucks dan KFC, kini banyak tempat makan yang tidak menyediakan sedotan plastik. Alasannya, sedotan plastik dianggap berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan Anda.
Kerusakan gigi
Dalam ilmu fisika, ketika Anda mengisap minuman bergula atau asam dengan sedotan, sedotan bertindak seperti selang. Dengan demikian, cairan hanya menyentuh area tertentu dari gigi Anda, lalu memaparkannya pada gula yang terkonsentrasi sehingga menyebabkan kerusakan email gigi Anda.
Gas dan kembung
Gas dalam perut bukan hanya membuat ketidaknyamanan pribadi, tapi juga secara sosial. Jika Anda menyesap dari sedotan, udara akan ikut masuk bersama air yang Anda minum. Ini menyebabkan udara masuk ke pencernaan Anda dan menyebabkan kembung serta bergas.
Baca juga: Menuju Rumah Bebas Sedotan Plastik
Membuat Anda mengonsumsi lebih banyak
Telah dicatat bahwa menghirup minuman membuat Anda menelan lebih cepat daripada saat Anda mengalaminya langsung melalui cangkir atau gelas. Para ahli percaya bahwa ketika seseorang menyeruput melalui sedotan, mereka kehilangan keakuratan estimasi mereka. Oleh karena itu, Anda lebih rentan untuk mengonsumsi gula atau alkohol berlebihan ketika minum lewat sedotan.
Kimia
Sedotan dibuat terutama dari polypropylene dan ketika Anda mengisap cairan melalui sedotan yang terbuat dari minyak, maka tubuh Anda berhadapan dengan bahan kimia. Polypropylebe meskipun dianggap aman oleh FDA dalam jumlah tertentu, telah terbukti mengendap bahan kimia dalam cairan yang Anda minum.
Bahan kimia ini merugikan kesehatan Anda dan dapat memengaruhi hormon Anda, terutama estrogen. Pelarutan lebih tinggi ketika Anda menghirup saat terkena panas dan UV dan minumannya bersifat asam, dilansir dari Times of India.