Selasa 14 Aug 2018 21:17 WIB

Peneliti Kembangkan Tes Unik 'Calon' Penyakit Bayi

Peneliti Harvard temukan tes darah untuk mengetahui jenis penyakit seseorang bayi

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ilustrasi Kaki Bayi
Foto: Pixabay
Ilustrasi Kaki Bayi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti dari Harvard Medical School mengembangkan sebuah teknik tes darah untuk mengetahui penyakit seseorang. Tes ini bahkan bisa dilakukan ketika seorang bayi baru lahir untuk kemudian dilakukan pencegahan terhadap lima penyakit mematikan

Teknik yang dirancang oleh Harvard Medical School yang disebut 'polygenic risk scoring' semudah seperti mengukur kolesterol. Ini menghitung kerentanan penyakit arteri koroner, fibrilasi atrium, diabetes tipe 2, penyakit radang usus, dan kanker payudara, dan dapat digunakan untuk penyakit umum lainnya.

Penelitian yang diterbitkan di Nature Genetics dapat memungkinkan dokter untuk mengidentifikasi lebih awal dari sebelumnya. Ini dapat mengarah ke intervensi awal dan pribadi untuk mencegah penyakit.

"Kami sudah lama mengetahui bahwa ada orang-orang di luar sana yang berisiko tinggi untuk penyakit hanya berdasarkan variasi genetik mereka secara keseluruhan," kata penulis utama Sekar Kathiresan, seorang profesor kedokteran di Harvard, dilansir dari laman Daily Mail, Selasa (14/8).

"Sekarang kami dapat mengukur risiko menggunakan data genom dengan cara yang berarti. Dari perspektif kesehatan masyarakat, kami perlu mengidentifikasi segmen populasi berisiko tinggi ini sehingga kami dapat memberikan perawatan yang tepat," lanjutnya.

Tim Dr Kathiresan menggunakan data dari lebih dari 400 ribu orang di UK Biobank yang memegang informasi genom dan medis dari para peserta keturunan Inggris. Dari peserta, delapan persen memiliki tiga kali risiko rata-rata mengembangkan penyakit arteri koroner, tetapi belum menunjukkan gejala.

Sementara untuk kanker payudara, ditemukan 1,5 persen memiliki lebih dari tiga kali lipat risiko untuk penyakit tersebut. Para peneliti menerapkan pendekatan serupa untuk penilaian risiko poligenik untuk diabetes tipe 2, masalah detak jantung yang mengancam jiwa yang disebut atrial fibrilasi dan penyakit radang usus.

Temuan menunjukkan bahwa hingga 25 juta orang di AS saja mungkin lebih dari tiga kali lipat risiko normal untuk penyakit arteri koroner, meskipun tidak menunjukkan gejala. Jutaan orang mungkin lebih berisiko sama untuk kondisi lain, hanya karena variasi genetik, hingga saat ini, hampir tidak mungkin diketahui sebelumnya.

"Pada akhirnya ini adalah jenis baru dari faktor risiko genetik. Kami membayangkan skor risiko poligenik sebagai cara untuk mengidentifikasi orang yang berisiko tinggi atau rendah untuk penyakit, mungkin sedini kelahiran, dan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk menargetkan intervensi, baik modifikasi gaya hidup atau perawatan, untuk mencegah penyakit" ujar Dr Kathiresan.

Ia mengatakan, untuk serangan jantung, Dr Kathiresan memperkirakan setiap pasien akan memiliki kesempatan untuk mengetahui angka risiko poligeniknya dalam waktu dekat, mirip dengan cara mereka dapat mengetahui jumlah kolesterol mereka saat ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement