REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan, risiko kanker usus besar atau kolon juga berkaitan dengan pola makan. Pola makan yang sehat dan bergizi dinilai dapat menjadi upaya yang efektif dalam mencegah terjadinya kanker kolon.
Belum lama ini, penelitian terbaru juga mengungkapkan ada jenis sayuran tertentu yang terbukti dapat menekan risiko kanker kolon. Jenis sayuran yang dimaksud adalah sayuran yang berasal dari genus Brassica, seperti brokoli, kale, kubis, brussels sprout dan kembang kol.
Saat sayuran genus Brassica dicerna, indole-3-carbinol (I3C) akan terproduksi di dalam tubuh. Keberadaan I3C mampu mencegah terjadinya inflamasi kolon dan kanker kolon dengan cara mengaktivasi protein bernama aryl hydrocarbon receptor (AhR). AhR diketahui dapat mengirim sinyal kepada sel imun dan sel epitel di lapisan usus.
Hal ini diketahui setelah tim peneliti melakukan penelitian terhadap tikus percobaan yang sudah mengalami rekayasa genetika sehingga tidak bisa memproduksi atau mengaktivasi AhR dalam usus mereka. Tikus-tikus percobaan ini dibagi ke dalam dua kelompok.
Pada kelompok pertama, tikus-tikus percobaan dibiarkan begitu saja. Dalam waktu yang cukup cepat, tikus-tikus percobaan ini mengalami inflamasi usus yang kemudian berujung pada kanker kolon.
Pada kelompok kedua, tikus-tikus percobaan diberikan pola makan kaya akan I3C. Hasilnya, tikus-tikus percobaan ini tidak mengalami inflamasi pada usus maupun kanker kolon.
Lalu, tim peneliti memberi pola makan kaya I3C pada tikus-tikus percobaan yang sudah terlanjur terkena kanker. Hasilnya, tikus-tikus ini memiliki jumlah tumor yang lebih sedikit dan juga lebih jinak.
Dari temuan ini, tim peneliti menyimpulkan bahwa konsumsi makanan tertentu dapat memainkan peran penting dalam mencegah terjadinya kanker tertentu. Dalam hal ini adalah kanker kolon.
"Melihat efek yang besar dari pola makan terhadap inflamasi usus dan kanker kolon terasa sangat luar biasa," ungkap ketua peneliti Dr Gitta Stockinger seperti dilansir Independent.
Stockinger mengatakan faktor lingkungan dan genetik memang masih dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang untuk terkena kanker. Akan tetapi, penelitian terbaru ini membuktikan bahwa pola makan yang baik dan sehat dapat menjadi upaya pencegahan kanker yang sangat efektif.
"Walaupun kita tidak bisa mengubah faktor genetik yang meningkatkan risiko kanker kita, kita mungkin dapat mengurangi risiko ini dengan menerapkan pola makan yang baik disertai dengan banyak sayuran," kata Stockinger.
Tim peneliti menyatakan bahwa penelitian lebih lanjut perlu dilakukan. Salah satunya adalah percobaan yang dilakukan terhadap organoid yang dibuat dari usus manusia.