Kamis 16 Aug 2018 12:45 WIB

Protein Harian yang Dibutuhkan Tubuh Menurut Pakar Diet

Asupan kaya protein membantu menunda nafsu makan tubuh.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Daging rendah lemak adalah sumber protein yang merupakan bagian dari diet sehat.
Foto: pixabay
Daging rendah lemak adalah sumber protein yang merupakan bagian dari diet sehat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengaturan pola makan tinggi protein dan rendah karbohidrat kerap dilakukan olahragawan agar tetap bugar. Tidak hanya bagus untuk membangun massa otot, diet demikian membantu kenyang lebih lama sehingga mempertahankan berat badan ideal.

Pakar diet Inggris Terri Ann Nunns menginformasikan bahwa jumlah protein harian yang diperlukan tubuh adalah sebanyak 300 gram. Penggagas pola pengaturan pola makan bernama "123 Diet Plan" itu menyarankan asupan sejumlah itu untuk selalu sehat.

"Asupan kaya protein meningkatkan level hormon penunda nafsu makan dalam tubuh. Pola makan ini lebih disarankan daripada diet tinggi karbohidrat yang membuat seseorang lekas lapar," kata Nunns, dikutip dari laman Daily Star.

Infografis: Waktu yang Tepat Makan Nasi

Rutin mengonsumsi 300 gram protein per hari dalam wujud makanan alami bisa menurunkan bobot sampai tujuh pon atau sekitar 3,1 kilogram dalam sepekan. Dia menyarankan untuk makan menu seimbang dengan pilihan produk daging, ikan, dan susu.

Saat sarapan, Nunns merekomendasikan menu bubur, telur rebus, dan yoghurt. Makan siang kaya protein bisa didapatkan dengan memilih menu ayam atau salmon. Di malam hari, kari atau burger bisa jadi pilihan.

Guna menekan jumlah karbohidrat, saran Nunns adalah mennganti nasi dengan nasi kembang kol serta keripik kentang dengan keripik labu. Bagi yang hobi mengudap, dianjurkan mengganti makanan ringan dengan salad atau shake protein.

Meski begitu, Nunns mengingatkan agar pelaku diet tidak berlebihan dalam mengatur pola makan. Jangan sampai hanya mengonsumsi jenis makanan yang itu-itu saja sehingga menghilangkan nutrisi penting lain yang dibutuhkan tubuh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement