Kamis 23 Aug 2018 11:19 WIB

Madu Jadi Rekomendasi Baru Atasi Batuk

Penggunaan madu diharap bisa mengurangi antibiotik sebagai obat batuk.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Madu
Foto: pixabay
Madu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Madu dan obat olahannya menjadi lini pertama pengobatan bagi orang dengan batuk. Saran tersebut merupakan rekomendasi pedoman baru.

Penggunaan madu sebagai obat batuk merupakan rekomendasi baru dari Institut Nasional untuk Kesehatan Inggris dan Perawatan Excellence (NICE) serta Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE). Madu direkomendasikan sebagai tujuan untuk mengurangi penggunaan antibiotik. Jenis obat ini harus dikurangi dalam resep dokter untuk batuk.

Antibiotik dalam banyak kasus tidak banyak memperbaiki gejala batuk. Justru dengan seringnya konsumsi antibiotik bisa muncul masalah resistensi antibiotik. Penggunaan antibiotik secara berlebihan membuat infeksi lebih sulit diobati, dengan menciptakan superbug yang resistan terhadap obat.

"Resistensi antibiotik adalah masalah besar, dan kita perlu mengambil tindakan sekarang untuk mengurangi penggunaan antibiotik," ujar wakil direktur di PHE Dr Susan Hopkins, dikutip dari BBC, Kamis (23/8).

Batuk sebenarnya akan membaik dengan sendirinya tanpa obat. Dalam waktu dua hingga tiga pekan batuk akan mereda.

Cukup dengan meminum minuman panas dengan campuran madu, bisa juga disertai lemon dan jahe untuk meredakan batuk. Itu adalah obat rumah terkenal untuk batuk dan sakit tenggorokan.

Obat batuk yang mengandung pelargonium, guaifenesin atau dextromethorphan mungkin juga bermanfaat. Pasien disarankan untuk menggunakan perawatan ini dan menunggu gejala membaik dengan sendirinya, sebelum pergi ke dokter umum.

Sebagian besar batuk disebabkan oleh virus, yang tidak dapat diobati dengan antibiotik dan akan hilang dengan sendirinya. Namun, penelitian sebelumnya telah menemukan 48 persen dari praktik dokter di Inggris telah meresepkan antibiotik untuk batuk atau bronkhitis.

"Pedoman baru ini akan mendukung dokter untuk mengurangi resep antibiotik dan kami mendorong pasien untuk mengambil saran dokter mereka tentang perawatan diri," ujar Hopkins.

Tapi, pedoman  baru itu merekomendasikan antibiotik mungkin diperlukan untuk batuk ketika batuk adalah bagian dari penyakit yang lebih serius. Ketika seseorang berisiko mengalami komplikasi lebih lanjut, seperti mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis atau sistem kekebalan yang lemah maka antibiotik diperlukan.

Madu tidak dianjurkan untuk anak-anak di bawah usia satu tahun karena kadang-kadang mengandung bakteri yang dapat menyebabkan botulisme pada bayi. Ketua kelompok pedoman pemberian resep antimikroba Dr Tessa Lewis mengatakan, seseorang dapat memeriksa gejala dan meminta saran apoteker.

"Jika batuk semakin memburuk daripada lebih baik, atau orang itu merasa sangat tidak sehat atau sesak napas, maka mereka perlu menghubungi dokter mereka," ujar Lewis.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement