Kamis 23 Aug 2018 18:47 WIB

IDAI Ungkap Alasan Darurat Imunisasi Campak dan Rubella

Baru 15 provinsi di Indonesia masuk angka aman campak rubella.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah siswa melihat petugas kesehatan mengisi jarum suntik dengan vaksin Measles Rubella (MR) di SDN 1 Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (4/8).
Foto: Antara/Rahmad
Sejumlah siswa melihat petugas kesehatan mengisi jarum suntik dengan vaksin Measles Rubella (MR) di SDN 1 Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (4/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Bhakti Pulungan mengharapkan masyarakat menyambut baik vaksin Measles Rubella (MR) yang diberikan pemerintah. Pasalnya, penyakit tersebut sangat berbahaya tidak hanya bagi penderita tetapi menular dan dapat membahayakan nyawa orang lainnya.

"Jadi darurat, sangat darurat. Kalau kita melihat secara umum, kita harus melihat campak dan rubella. Kita masih nomor dua paling jelek untuk campak," kata Aman, saat memberikan keterangan pers di Kementerian Kesehatan, Kamis (23/8).

Ia mengatakan, saat ini cakupan imunisasi campak dan rubella di Indonesia masih sangat kurang. Ia menjelaskan, untuk mencapai level aman suatu daerah harus memiliki cakupan imunisasi 90 hingga 99 persen.

Sementara itu, saat ini hanya sekitar 15 provinsi yang telah memiliki cakupan vaksin hingga angka aman tersebut. Selain 15 provinsi itu, maka anak-anaknya masih tidak terlindungi dari penyakit campak dan rubella. Hal ini tentunya sangat berbahaya mengingat penyakit tersebut menular.