REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berpulangnya Senator Amerika Serikat John McCain Sabtu silam membawa perhatian baru pada glioblastoma. Mendiang diketahui berjuang melawan jenis kanker otak agresif itu sebelum meninggal dunia pada usia 81 tahun.
McCain didiagnosis mengidap glioblastoma pada Juli 2017 dan mengembuskan napas terakhir 13 bulan kemudian. Jenis kanker yang sama juga diidap mendiang Beau Biden (putra mantan wakil presiden AS Joe Biden) dan mendiang mantan senator AS Edward Kennedy.
Kanker yang diderita John McCain adalah glioblastoma primer, jenis kanker yang lebih berbahaya. Menurut American Brain Tumor Association, setiap tahun terdapat lebih dari 12 ribu diagnosis kasus glioblastoma.
Sementara, National Brain Tumor Society yang berbasis di Newton, Massachusetts, Amerika Serikat, menyerukan upaya nasional untuk memerangi penyakit tersebut. Sampai saat ini, kanker otak itu diprediksi diidap oleh 700 ribu warga AS.
Baca juga: Kebiasaan Buruk Pemicu Kanker Payudara
"Glioblastoma adalah salah satu kanker yang paling kompleks, resistan terhadap obat, dan sangat adaptif," kata David Arons, CEO National Brain Tumor Society, seperti dikutip dari laman Fox News, Senin (27/8).
Glioblastoma dapat menyerang lelaki, perempuan, dan anak-anak dari latar belakang sosial, ekonomi, serta ras manapun. Arons mengajak semua orang untuk secara kolektif mewaspadai dan mencari penanganan terbaik 'penyakit nasional' tersebut.
Kanker yang berkembang dengan cepat itu ditandai dengan gejala awal tekanan pada otak. Selanjutnya, pasien akan mengalami sakit kepala berkepanjangan, kejang, muntah, masalah berpikir, perubahan mood, pandangan kabur, dan masalah bicara.
Pengobatan glioblastoma yang bertujuan memperlambat dan mengontrol pertumbuhan tumor bisa dilakukan dengan beberapa jenis terapi tunggal atau yang dikombinasikan. Tim medis akan menganjurkan pembedahan, radiasi, kemoterapi, dan terapi elektrik untuk pasien.