Rabu 29 Aug 2018 20:40 WIB

Terlalu Banyak Kolesterol Baik Ternyata Berbahaya

Kolesterol baik ternyata tak berpengaruh banyak bagi penderita jantung

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kolesterol
Foto: ist
Kolesterol

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kolesterol baik atau lipoprotein kepadatan tinggi (HDL) ternyata tidak sepenuhnya bebas risiko kesehatan bagi tubuh. Studi terbaru mengungkap, jumlah HDL yang terlalu banyak terbukti berbahaya bagi pasien pengidap penyakit jantung.

Penelitian digagas oleh ilmuwan dari Sekolah Kedokteran Universitas Emory di Atlanta. Temuan sudah dipresentasikan pada Kongres Kardiologi Masyarakat Eropa 2018 di Wina, Austria, namun belum dipublikasikan dalam jurnal medis.

Kolesterol baik atau HDL telah lama dipuji karena pengaruh positifnya bagi tubuh, termasuk kemampuan membersihkan arteri dan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Sayangnya, pada orang yang sudah mengidap penyakit kardiovaskular, efek itu tak berlaku.

"Kadar kolesterol baik yang tinggi justru membuat pasien pengidap kardiovaskular lebih berisiko terkena serangan jantung, bahkan kematian. Molekul HDL sangat kompleks dan melakukan banyak hal dalam tubuh," ungkap penulis utama studi, Dr Marc Allard-Ratick.

Para peneliti menarik kesimpulan setelah menganalisis 6.000 pasien yang didiagnosis dengan penyakit kardiovaskular atau memiliki kemungkinan tinggi mengidapnya. Selain mengukur tingkat HDL, tim juga menyimak riwayat medis dan latar belakang kesehatan pasien.

Peserta dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan kadar kolesterol HDL dalam darah. Kemudian, peneliti mengikuti perkembangan pasien selama empat tahun. Ternyata, sebanyak 769 pasien dengan HDL tinggi meninggal dunia karena mengalami serangan jantung.

Allard-Ratick mengatakan, pasien dengan kadar kolesterol HDL di atas 60 mg/dL berisiko 50 persen lebih besar terkena serangan jantung atau meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Namun, peneliti belum menemukan alasan tingginya kadar HDL menyebabkan efek negatif itu.

Tim memiliki hipotesis bahwa pada tingkat yang sangat tinggi, molekul HDL tidak melakukan fungsinya secara efisien sehingga menghasilkan penumpukan kolesterol dalam darah. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami risiko serta mekanisme hipotesis itu, dilansir dari laman Live Science.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement