Kamis 30 Aug 2018 09:13 WIB

Hormon Seks Pria Pengaruhi Kerontokan Rambut

Rambut rontok terjadi ketika folikel perlahan menipis dan fase semakin pendek

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Rambut rontok
Foto: Flickr
Rambut rontok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hormon seks pria atau dihidrotestosteron (DHT) berperan sebagai faktor hormonal kerontokan rambut. Pola rambut rontok yang umum pada pria disebut alopecia androgenetik, memengaruhi separuh dari seluruh pria berusia di atas 50 tahun atau sekitar 50 juta pria di Amerika.

DHT diproduksi di gonad, dikenal juga dengan hormon androgen. Androgen bertanggung jawab menentukan karakteristik biologis laki-laki, termasuk suara, rambut tubuh, dan massa otot. Selama janin laki-laki berkembang, DHT berperan membentuk kelenjar penis dan prostat.

Rambut rontok pada pria terjadi ketika folikel perlahan menipis dan fasenya semakin pendek. Seiring waktu, rambut baru tidak bisa tumbuh di permukaan kulit.

Saat folikel mengecil, batang rambut ikut menipis, dan akhinya rambut direduksi menjadi rambut vellus, jenis rambut yang lebih lembut dan sangat tipis, seperti anak rambut pada bayi yang perlahan rontok dan hilang.

Dilansir dari Medical News Today, Kamis (30/8), DHT yang terlalu banyak menempel di reseptor androgen dan di folikel rambut memicu kebotakan. Saat pola kebotakan muncul, DHT mendorong reseptor memulai pengecilan folikel.

Bagaimana pengobatan terbaik bagi laki-laki yang mulai mengalami fase kebotakan? Beberapa perawatan dikembangkan, salah satunya finasteride atau propecia, yang telah disetujui Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat. Ini adalah inhibitor yang menghambat produksi DHT berlebihan pada folikel rambut.

Zat ini bisa menghentikan kebotakan dan dalam beberapa kasus menumbuhkan kembali rambut baru. Namun, jumlah rambut baru yang tumbuh dalam lima tahun peneliian adalah 227 helai per inci kulit kepala, dari normalnya 2.200 helai rambut per inci kulit kepala.

Finasteride dapat diminum dengan dosis satu miligram (mg) per hari. Pemberian dalam bentuk suntikan juga dimungkinkan. Jika pengobatannya dihentikan, kerontokan rambut akan berlanjut. Efek sampingnya adalah libido hilang, kemampuan tubuh mempertahankan ereksi ikut berkurang, serta penurunan ejakulasi.

Teori lain menjelaskan pola kerontokan rambut pada laki-laki. Seiring bertambahnya usia, jaringan lemak untuk menyangga folikel semakin kecil. Testosteron berkontribusi pada pengurangan jaringan lemak, sehingga kadarnya yang tinggi dapat mengurangi kemampuan kulit kepala menyangga folikel rambut. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement