REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pria yang mengonsumsi lebih dari 67 gram gula per hari, termasuk dalam makanan dan minuman manis jauh lebih mungkin mengalami gangguan mental dibanding yang tidak. Bentuknya mulai dari kecemasan, depresi, dan gangguan mental lain secara umum setelah lima tahun.
Penulis studi dari Institut Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat di University College London, Inggris, Anika Knuppel baru-baru ini mempublikasikan temuannya di Jurnal Scientific Reports. The Dietary Guidelines for Americans merekomendasikan gula tambahan tidak boleh lebih dari 10 persen dari total kalori harian orang dewasa dan anak-anak.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika menlai orang dewasa berusia 20 tahun ke atas cenderung mengonsumsi 13 persen gula dari total harian yang direkomendasikan, sepanjang 2005-2010. Sebagian besar berasal dari minuman manis, kue, permen, dan es krim.
Knuppel dan rekannya menganalisis data dari Whitehall Study II, menganalisis 10.308 peserta. Sebanyak 66,9 persen di antaranya adalah laki-laki berusia 35-55 tahun.
Makanan manis dalam jangka pendek memang menimbulkan perasaan positif. Orang dengan suasana hati buruk biasanya makan makanan manis untuk mengurangi perasaan negatif.
"Studi kami justru menunjukkan asupan makanan manis dalam jumlah banyak cenderung memberi efek sebaliknya pada kesehatan mental jangka panjang," kata Knuppel, dilansir dari Medical News Today, Kamis (30/8).
Peneliti menggunakan informasi dan kuisioner frekuensi makan peserta pada empat waktu. Peneliti menghitun asupan gula harian dari 15 makanan dan minuman manis, termasuk soda, kue, teh, dan kopi.
Pria dengan asupan gula harian tinggi atau di atas 67 persen per hari 23 persen lebih mungkin mengembangkan gangguan mental umum lima tahun kemudian. Temuan ini juga mempertimbangkan faktor pembaur, seperti sosiodemografi, diet, dan masalah kesehatan lainnya.