Ahad 16 Sep 2018 04:52 WIB

Kanker Diperkirakan Renggut 10 Juta Jiwa Tahun Ini

Prediksi tersebut berdasarkan data insiden kanker dari 185 negara di seluruh dunia.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Israr Itah
Sel kanker. Ilustrasi
Foto: Sciencealert
Sel kanker. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Internasional Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) menyatakan hampir 10 juta orang di seluruh dunia akan meninggal karena kanker tahun ini. Prediksi tersebut berdasarkan data insiden kanker dari 185 negara di seluruh dunia.

Laporan IARC tersebut telah diterbitkan dalam CA: A Cancer Journal for Clinicians. Para peneliti memperkirakan, akan ada 18,1 juta diagnosis kanker baru dan 9,6 juta kematian akibat kanker pada tahun 2018. Angka-angka itu mengalami peningkatan sejak enam tahun lalu, ketika diagnosis kanker diperkirakan mencapai 14,1 juta dan kematian pada angka 8,2 juta jiwa. Sekitar satu dari delapan pria dan satu dari 11 wanita pada akhirnya akan mati karena kanker.

Kanker paru-paru adalah penyebab utama kedua diagnosis yang diproyeksikan tinggi. Ada 2,1 juta kasus dan kematian  sebanyak 1,8 juta jiwa di seluruh dunia. Sekitar 1,3 juta kasus terjadi pria dan sekitar 725 ribu pada wanita tahun ini.

IARC mengatakan, ada kenaikan mengkhawatirkan pada kanker paru-paru di antara pasien wanita. Alasannya, karena promosi penekankan untuk penyebaran rokok di ruang publik  pada banyak negara. Bahkan di Amerika Serikat, wanita muda sekarang lebih mungkin mengidap kanker paru-paru dibandingkan pria muda.

Setelah kanker paru-paru, kanker yang paling umum adalah kanker payudara, kolorektal, prostat dan perut. Kanker payudara, para peneliti memperhitungkan sekitar 2,1 juta diagnosa pada 2018. Meskipun perawatan yang efektif dilakukan, angka kematian mencapai 627 ribujiwa.

Data menunjukan, jenis dan kejadian kanker sangat bervariasi tergantung pada geografi dan perkembangan sosial ekonomi. Hampir setengah dari diagnosa kanker baru, dan lebih dari separuh kematian, kemungkinan terjadi di Asia, yang merupakan rumah bagi sekitar 60 persen populasi dunia.

Sementara itu, Afrika hanya menyumbang 5,8 persen dari kasus kanker global. Namun, 7,3 persen kematian sebagian karena penyakit prognosis yang buruk dan kurangnya askses kesehatan untuk mendapatkan perawatan di banyak daerah.

Di samping itu, banyak negara berkembang di seluruh dunia memiliki insiden kanker yang terkait dengan faktor gaya hidup. Misalnya, kanker kolorektal terkait diet semakin meningkat, sementara insiden beberapa kanker yang terkait dengan kemiskinan dan penyakit semakin berkurang. Sebagai contoh, kanker serviks, yang sering disebabkan oleh human papillomavirus, sedang menurun pada banyak populasi berkat praktik skrining dan vaksinasi yang lebih baik.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement