REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suhu udara terasa panas sekali akhir-akhir ini. Berbagai cara dilakukan untuk mengurangi sengatan panas ketika melakukan aktivitas di luar ruangan.
Apalagi, Indonesia merupakan negara tropis dengan dua musim, sehingga ketika panas maka akan dibarengi dengan terik. Cara apa yang bisa dilakukan, menggunakan payung atau cukup dengan topi? Atau makanan apa yang bisa membantu, hingga lebih baik memilih minum air dingin atau minum dengan es batu?
Dikutip dari Channel News Asia, berikut ini beberapa pilihan yang bisa dibandingkan untuk mendapatkan rasa sejuk lebih baik pada tubuh.
Payung vs Topi
Menggunakan payung di cuaca panas memang terlihat sedikit memalukan, namun ternyata itu lebih baik dari mengenakan topi saja. Pengajar kursus Manajemen Kesehatan & Kebugaran di Sekolah Manajemen Bisnis Nanyang Polytechnic Damien Lee menjelaskan, payung bisa menjangkau lebih luas bagian tubuh ketimbang topi.
"Ini juga memungkinkan ventilasi yang lebih baik, sehingga keringat dapat menguap dari kulit untuk mendinginkan tubuh secara alami," kata wakil manajer sekolah.
Meski payung pilihan terbaik, bukan berati topi tidak ada gunanya. Dengan mengenakan topi di saat suhu sangat tinggi, itu akan berfungsi menjaga panas tetap di luar area kepala.
Namun, Lee menegaskan, kabar tentang tubuh yang kehilangan 70 persen panasnya melalui kepala itu merupakan hoaks. Ternyata, laporan 2008 di jurnal medis The BMJ, manusia kehilangan hanya tujuh hingga 10 persen dari panas tubuhnya melalui kepala. "Sebuah topi tidak akan secara signifikan menghalangi penyebaran panas di kepala," kata Lee.
Air Dingin vs Es Batu
Coba ingat kembali pelajaran fisika yang menyatakan es membutuhkan energi untuk mencair. Akibatnya, minuman dengan es lebih dingin daripada minuman dingin? Ternyata, kata Lee, es yang dihancurkan melakukan pekerjaan yang lebih baik daripada es batu.
"Es yang dihancurkan memiliki luas permukaan gabungan yang lebih besar dari es batu dan karenanya, mendinginkan minuman lebih cepat," kata Lee.
Ada asumsi yang menyatakan, manusia bukan sekaleng minuman ringan. Manusia berdarah panas, yang berarti suhu tubuh diatur, terlepas dari lingkungan atau apa yang yang dikonsumsi. Es kopi atau es krim bisa menjadi dingin, namun makanan itu akan dihangatkan oleh panas yang dihasilkan oleh tubuh untuk mencernanya. Bahkan, peneliti pasca-doktoral di bidang neurosains di The University Of Queensland Peter Poortvliet menyatakan mencerna makanan yang kaya kalori menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
Sup Berkuah vs Sup Kering
Sangat mudah untuk mengalami dehidrasi ketika tubuh memiliki 2,6 juta kelenjar keringat yang menghasilkan keringat untuk melawan panas. Ketika dehidrasi terjadi, tubuh akan merasa lebih sulit untuk mengatur suhunya, sehingga membuat merasa lebih hangat.
"Tetap terhidrasi adalah perubahan gaya hidup yang paling penting dalam menurunkan risiko batu dan dapat menurunkan risiko batu masa depan sebesar 50 persen," kata Profesor urologi klinis di USC Institute Of Urology di Keck School Of Medicine of USC di California Dr Mike Nguyen.
Namun, kalau bukan peminum air putih, buah-buahan, dan sayuran dengan kandungan air yang tinggi, memilih hidangan pekat akan membantu. Sebab, saat makan itu dapat membantu meningkatkan tingkat cairan tubuh.
“Secara teknis, makanan pekat adalah hidrasi ekstra untuk tubuh. Namun, itu tidak mungkin membuat perbedaan yang signifikan jika tubuh Anda sudah terhidrasi,” kata Lee.
Mandi Air Hangat vs Air Dingin
Wajar rasanya saat sedang panas ingin melompat ke pancuran air dingin untuk mendinginkan diri. Namun, tubuh justru tertutup pori-porinya bila mandi di air dingin. Padahal hawa panas membuka pori-pori. Akibatnya keringat terpompa untuk mendinginkan tubuh.
Meskipun setelah mandi air dingin tubuh akan merasa dingin, panas yang terperangkap di tubuh akan menaikkan suhu tubuh. Justru ini akan membuat merasa lebih hangat beberapa menit kemudian.
Mandi yang hangat mungkin ide yang lebih baik. Ketika kulit mendeteksi kehangatan, menurut para ahli dari Swinburne University di Australia, tubuh akan meningkatkan aliran darah ke kulit untuk membantu kehilangan panas, hingga ketukan tujuh liter per menit. Ini menyumbang sekitar 35 persen dari total volume darah yang dipompa dari hati.