REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Remaja memang usia 'gawat' dalam banyak hal. Gawat mulai dari pergaulan, fashion, hingga kecantikan.
Untuk urusan kecantikan seperti ada semacam 'kompetisi' antarremaja putri. Kulit putih, halus, cerah, tanpa jerawat menjadi prioritas mereka.
Alasannya, karena remaja putri cenderung suka jadi pusat perhatian. Hal tersebut menjadi faktor utama remaja putri suka coba-coba produk kosmetik dan perawatan kulit.
"Masalah umum untuk kulit remaja putri tidak pernah jauh dari jerawat dan kulit kusam," kata dokter spesialis kulit dan kelamain Indah Widyasari beberapa waktu lalu.
Rata-rata remaja putri datang ke dokter kulit karena merasa kulitnya banyak jerawat dan kusam. Kondisi tersebut membuat mereka kehilangan percaya diri. Namun dari kunjungan mereka ke dokter, rata-rata remaja putri sudah pernah atau sedang menggunakan kosmetik yang berfungsi memutihkan kulit.
Para remaja putri cenderung beranggapan kulit putih merupakan jenis kulit yang cantik dan menarik. Padahal yang perlu mendapat penekanan bukan warna kulit melainkan kesehatannya.
Kulit sehat akan terlihat cerah bersinar karena dirawat sesuai dengan kebutuhannya. Itu sebabnya remaja putri tidak bisa memakai produk untuk kulit perempuan dewasa.
Jenis kulit remaja dan orang dewasa jelas berbeda. Remaja mempunyai kulit yang cenderung lebih sensitif.
"Memberikan tindakan medis pada kulit remaja juga tidak boleh agresif," kata Indah.
Tindakan agresif bisa berupa pemberian obat kulit untuk meredakan jerawat dan mencerahkan kulit kusam. Produk yang diberikan tidak boleh menggunakan bahan aktif yang kuat.
Dokter kulit harus memberikan konsentrasi zat aktif dalam jumlah minimal. Kemudian untuk memilih produk yang dijual bebas sebaiknya memeriksa kandungannya.
Baca pula mengenai keterangan produk, seperti uji laboratorium atau sertifikat BPOM yang sudah dimiliki. Dua hal tersebut akan memberikan tingkat keamanan produk lebih jelas.