REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebuah riset baru di Amerika Serikat menemukan bahwa jadwal tidur yang teratur bisa menjadi faktor penting menjaga kesehatan jantung. Pola tidur teratur disebut sama pentingnya dengan menjaga waktu tidur yang cukup.
Riset yang dilakukan Duke Health dan The Duke Clinical Research Institute meneliti 1.978 responden. Mereka berusia antara 54 sampai 93 tahun yang dicatat jadwal tidurnya selama sepekan. Alat untuk merekam waktu tidur responden dapat menghitung sampai satuan menit sehingga para peneliti bisa melihat apabila ada perubahan jadwal tidur sekecil apapun. Hasil pencatatan tersebut kemudian dihubungkan dengan kondisi kesehatan responden.
Malay Mail yang mengutip hasil penelitian itu di Scientific Reports menunjukkan partisipan yang punya jadwal tidur tidak teratur cenderung mengalami obesitas. Mereka juga punya kecenderungan punya level gula yang tinggi, tekanan darah tinggi, dan peluang lebih besar terkena serangan jantunf atau stroke. Kecenderungan penyakit-penyakit tersebut muncul lebih cepat 10 tahun daripada mereka yang punya jadwal tidur teratur.
Orang-orang yang jadwal tidur dan bangunnya tidak teratur juga lebih merasa mengantuk di siang hari serta kurang aktif karena merasa lebih lelah. Rasa stres dan tertekan pada mereka juga lebih besar sehingga memengaruhi kesehatan jantung.
Tim riset mendapati orang keturunan Afro-Amerika adalah golongan yang tidurnya tidak teratur apabila dibandingkan dengan keturunan Cina-Amerika atau Hispanik. Studi yang sama juga mengukur durasi tidur seluruh partisipan dan waktu tidur yang paling mereka sukai. Namun dari semua parameter pengukuran, pola tidur adalah parameter yang paling memengaruhi kesehatan jantung serta risiko kesehatan metabolisme tubuh.
Akan tetapi, para ilmuwan menegaskan kendati temuan mereka menunjukkan adanya hubungan antara jadwal tidur dan kesehatan bukan berarti keduanya punya relasi sebab akibat. "Dari studi kami, tidak bisa disimpulkan tidur tidak teratur menyebabkan kesehatan memburuk. Masih ada kmungkinan pengaruh dari faktor-faktor lain," kata Jessica Lunsford-Avery selaku ketua tim studi.
Menurut Jessica, bisa saja obesitas terjadi bukan karena jadwal tidur tidak teratur. Akan tetapi, ada sesuatu ketika tidur yang menyebabkan seseorang terkena obesitas. "Dengan penelitian lebih lanjut, kami berharap bisa menjelaskan proses biologis yang terjadi antara pola tidur dan kesehatan," imbuhnya.