REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang mengangap bahwa luka kecil sebaiknya dibiarkan terbuka agar cepat mengering dan sembuh. Faktanya, membiarkan luka dalam keadaan terbuka justru dapat memperlambat masa penyembuhan luka.
"Itu salah satu mitos yang sering kita dengar bukan cuma di kalangan awam, di kalangan medis juga," ungkap certified wound specialist physician atau dokter spesialis luka dari RS Pantai Indah Kapuk dr Adisaputra Ramadhinara CWSP FACCWS, di Jakarta, Sabtu (29/9).
Berdasarkan penelitian pada hewan coba maupun manusia, proses penyembuhan pada luka yang ditutup akan lebih cepat dibandingkan dengan luka yang dibiarkan terbuka. Penutup luka dapat membantu menciptakan kondisi yang lembap di area luka sehingga proses penyembuhan menjadi lebih optimal.
"Jadi yang benar, luka lebih cepat kalau kondisi lembap. Tidak kering, tidak basah," lanjut Adisaputra.
Selain mempercepat proses penyembuhan luka, penutup juga diperlukan agar area luka tidak mudah dimasuki bakteri dari luar yang mungkin mengontaminasi dan menginfeksi luka. Sebagian orang lebih suka menutup luka dengan kain kasa, namun sebagian lain lebih menyukai plester.
Adisaputra lebih menganjurkan agar luka kecil ditutup dengan plester, bukan kain kasa. Salah satu alasannya, kain kasa dapat menempel dengan jaringan luka di bawahnya sehingga saat kain kasa dilepas untuk diganti akan menimbulkan rasa perih.
Selain itu, kain kasa juga mudah ditembus oleh bakteri dari luar. Penelitian menunjukkan bahwa bakteri bisa menembus hingga 64 lapis kasa. Dengan kata lain, untuk melindungi area luka dari bakteri dengan kasa dibutuhkan 65 lapis kasa. "Which is nggak masuk akal," kata Adisaputra.