REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memar pada tubuh seringkali terjadi tanpa sebab. Padahal mungkin seseorang tidak terbentur benda keras tetapi ada bekas memar pada tubuhnya. Hal yang normal saat seseorang mengalami memar, yakni ketika usai menabrak atau membentur sesuatu. Akan tetapi memar tanpa sebab pada tubuh seringkali dikaitkan untuk beberapa hal yang buruk.
Di Indonesia, beragam mitos terkait memar sudah ada sejak lama. Memar sering dikaitkan seseorang tengah mendapat pengaruh 'mistik'. Ada yang menyebutkan memar tanpa sebab menjadi pertanda seseorang tengah mendapat guna-guna. Ada pula yang mengatakan memar yang terjadi selepas bangun tidur pertanda seseorang habis 'dijilat setan'. Benarkah demikian?
Ternyata, memar yang terjadi tanpa sebab bisa mendapat penjelasan ilmiah. Memar bisa membekas pada tubuh seseorang tanpa harus mengalami benturan terlebih dahulu dengan benda keras. Dilansir melalui Times of India, memar memang menjadi tanda. Apabila terjadi secara berulang atau sering, memar bisa menjadi pertanda seseorang sedang mendapatkan masalah kesehatan.
Percaya atau tidak, perempuan lebih rentan mengalami memar daripada lelaki. Hal ini wajar karena lelaki memiliki lapisan kulit lebih tebal sehingga bisa melindungi pembuluh darah dengan baik.
Memar menjadi bahaya apabila disertai rasa sakit dan bengkak, khususnya setelah mendapat suntikan. Memar yang disertai demam dan terjadi lebih dari dua minggu juga perlu diwaspadai. Untuk hal ini, seseorang perlu menemui dokter.
Menua
Memar bisa terjadi ketika seseorang sudah bertambah tua. Ketika memasuki usia lanjut maka kondisi kulit akan berubah. Kulit menjadi lebih tipis dan kehilangan lapisan pelindung. Itu sebabnya meski tidak membentur atau terbentur secara tak sengaja, seorang lansia bisa mendapatkan memar dengan mudah. Tidak hanya itu, pembuluh darah seorang lansia juga rentan terluka sehingga menyebabkan bekas memar lebih mudah didapatkan.
Sedang Dalam Pengobatan
Tanda memar membiru kehitaman wajar terjadi saat seseorang sedang dalam pengobatan, salah satunya mengonsumsi obat-obatan penipis pembuluh darah dan aspirin. Tidak hanya itu, beberapa suplemen yang terbuat dari minyak ikan juga menyebabkan memar apabila diminum rutin. Meski demikian tidak disarankan memberhentikan minum obat. Apabila memar terjadi segera berkonsultasi pada dokter yang memberikan resep.