REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian dari wanita pernah atau bahkan mengalami depresi saat hamil. Hal tersebut bisa terjadi barangkali sang calon ibu mengalami gugup dan ketakutan setelah mengetahui dirinya mengandung.
Selain itu depresi tidak hanya dialami saat hamil, nyatanya ketika sudah selesai melahirkan pun depresi kerap melanda sang ibu. Kabar baiknya pula, ada cara mudah mengatasi stress pasca melahirkan selain terapi dan mengkonsumsi obat tertentu yakni olahraga.
Depresi ini yang sering kita kenal dengan depresi postpartum atau baby blues ini ternyata bisa menyerang satu dari 10 wanita yang baru melahirkan, berdasarkan penelitian di Yogyakarta pada tahun 2017. Depresi postpartum ini tentunya bisa sangat serius dan bisa mengakibat hal buruk yang tidak hanya terjadi kepada sang ibu tapi juga anak dan bahkan suami.
“Anak sama ibu punya hubungan emosional yang kuat, anak-anak bisa jadi rewel karena ibunya nggak happy,” tutur Psikolog Klinis, Lisa M Djaprie kepada Republika.co.id di Kantorkuu Co Working Space Gedung Agro Plaza, Jakarta Selatan pada Kamis (4/10).
Gangguan psikologis pasca melahirkan ini ternyata juga banyak macamnya seperti insomnia, gangguan serangan panik, gangguan kepribadian namun depresi postpartum adalah yang paling umum. Ciri-cirinya seperti menangis terus-menerus, kekurangan energi, tidak mau melakukan apapun, dan pandangan terhadap diri yang tidak baik.
“Gue jelek, gue nggak bisa jadi ibu, itu terus-terusan ada seperti itu, tapi karena dia baru selesai melahirkan, kita psikolog tidak bisa mengatakan itu adalah gangguan depresi karena ada faktor habis melahirkan jadi dimasukkan ke dalam depresi postpartum,” kata Lisa
Namun Lisa mengatakan kalau hal tersebut jika tidak selesai atau sembuh dalam kurun waktu setahun bisa masuk ke dalam depresi ringan.
“Karena menurut teori kita seharusnya mampu mengolah kondisi baru seperti melahirkan dengan baik maksimal satu tahun,” ujar Lisa.
Depresi postpartum ini terjadi karena perubahan hormon, karakter sang ibu, faktor lingkungan sosial yang tidak mendukung, dan terakhir ada sesuatu kondisi terhadap bayinya yang membuat sang ibu depresi.
“Karakter dalam arti mungkin ibunya tipe cemasan, gampang sedih, pemikir banget,” ujar Lisa.
Oleh sebab itu olahraga dinilai dapat mengaktifkan hormon-hormon yang bahagia, hormon sehat, percaya diri, dan hormon-hormon baik lainnya seperti yang dikatakan oleh Lisa.
“Tidak hanya untuk ibu yang baru melahirkan saja, yang tidak baru melahirkan juga sebaiknya berolahraga secara rutin. Kenapa khusus ibu-ibu yang baru melahirkan, karena hormonnya lagi nggak karuan, ketika berolahraga itu akan menjadi lebih baik, dan ketika ketika kita merasa feel good ngurus anak juga lebih happy,” ujar Lisa.
Selain itu olahraga yang dinilai dapat meningkatkan kepercayaan diri ini membuat sang ibu merasa bisa melakukan segala hal. Menurut Lisa juga ketika ibu yang baru saja melahirkan merasa baik terhadap tubuhnya, merasa lebih segar, dan sehat, ia lebih mampu menghadapi apapun yang terjadi. Untuk itu ia menyarankan bahwa olahraga sangat penting dan harus dilakukan.
“Pada saat kita mengalami perubahan dan stress tubuh kita seperti kaget dan menjadi beku, beku itu harus dicairkan caranya bagaimana, ya dengan bergerak,” kata Lisa menambahkan.
Sekecil apapun olahraga yang dilakukan, Lisa mengatakan itu akan mencairkan stress. Untuk waktu bisa melakukan olahraga, ibu yang baru selesai melahirkan secara normal bisa olahraga untuk 40 hari pasca melahirkan normal sedangkan yang melahirkan secara sesar bisa menunggu sampai tiga bulan.
“Kalau normal nunggu 40 hari karena ada pengecilan rahim dan yang sesar biasanya nunggu sampai tiga bulan menunggu jahitan tujuh lapisan itu kering,” sambung Lisa.