REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir sekitar sepertiga dari seluruh hidup manusia terisi dengan kegiatan tidur. Jumlah yang sangat banyak, namun, kegiatan tersebut mengandung banyak misteri di dalamnya, terutama untuk otak manusia.
Selama bertahun-tahun penelitian meningkat, pemahaman tentang manfaatnya pun terus meluas. Nyatanya, waktu dan kualitas tidur justru bukan semakin baik dari masa ke masa.
Penggunaan layar ponsel, kafein, dan stres adalah beberapa alasan mengapa orang tidak mendapatkan tidur yang mereka butuhkan. Karena kualitas tidur terus memburuk, memahami dampak pada kesehatan dan kinerja lebih penting daripada sebelumnya.
Tim peneliti dari Western University Brain and Mind Institute in Canada mengumpulkan data lebih dari 40.000 peserta hanya dalam beberapa hari pertama dengan cara daring. Studi yang diluncurkan pada Juni 2017 mencoba menangkap kebiasaan tidur manusia di banyak negara.
"Jelas, ada banyak studi tidur yang lebih kecil dari orang-orang di laboratorium, namun, kami ingin mencari tahu apa tidur seperti di dunia nyata," kata peneliti ilmu saraf kognitif di Western University Adrian Owen, dikutip dari medicalnewstoday, Ahad (14/10).
Jumlah dan keragaman peserta memungkinkan tim peneliti untuk membandingkan dampak kurang tidur pada orang-orang dari berbagai usia, profesi, dan gaya hidup. Penemuan awal berdasarkan analisis 10 ribu orang, baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal SLEEP.
"Kami memiliki kuesioner yang cukup luas, dan mereka memberi tahu kami hal-hal seperti obat-obatan mana yang mereka gunakan, berapa usia mereka, di mana mereka berada di dunia, dan jenis pendidikan apa yang mereka terima karena ini semua faktor yang mungkin berkontribusi pada beberapa hasil," ujar Owen.
Dengan studi yang besar ini memberi ilmuwan kesempatan untuk menguji berbagai teori dan mendapatkan pemahaman tentang bagaimana kuantitas tidur dapat mempengaruhi orang. Relawan menjalani 12 tes kognitif yang sudah terbukti dengan baik sehingga jumlah tidur dapat dikaitkan dengan kemampuan mental.
Sekitar setengah dari peserta tidur selama 6,3 jam atau di bawah per malam. Itu artinya, mereka sekitar satu jam kurang tidur dari tingkat yang direkomendasikan studi.
Melalui hasil yang telah terkumpul, peneliti melihat, durasi tidur yang lebih pendek dan lebih lama menyebabkan penurunan performa untuk fungsi kognitif. Menariknya, efek ini konstan, tanpa memandang usia.
Semakin banyak dan kurang tidur berdampak negatif terhadap berbagai fungsi kognitif, seperti mengidentifikasi pola kompleks dan memanipulasi informasi untuk memecahkan masalah. Itu adalah kemampuan verbal yang paling berdampak signifikan.