Selasa 16 Oct 2018 07:40 WIB

Waspada Lima Gejala Gangguan Bipolar

Bipolar adalah penyakit mental yang ditandai perubahan suasana hati.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Gangguan kesehatan mental ada beragam, salah satunya bipolar.
Foto: Pixabay
Gangguan kesehatan mental ada beragam, salah satunya bipolar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peselancar dunia, Andy Irons ditemukan tewas di kamar hotelnya 2010 di usia 32 tahun. Irons sejak lama berjuang dengan gangguan bipolar, menurut film dokumenter tentang dirinya berjudul Kisses by God.

Gangguan bipolar banyak bentuknya, terutama ditandai perubahan suasana hati yang ekstrem dan bergantian dengan depresi. Lebih dari 5,7 juta orang Amerika berjuang dengan penyakit ini.

Baca Juga

Bipolar adalah penyakit mental yang bisa diobati, ditandai dengan perubahan suasana hati, energi, pikiran, dan perilaku ekstrem. Ada empat jenis bipolar, dimulai dari level pertama yang berlangsung selama tujuh hari dan episode depresif selama dua pekan.

Bipolar level kedua ditandai episode depresif dan hipomanik. Bipolar level tiga ditandai periode hipomanik dan depresi berlangsung minimal dua tahun. Bipolar level empat adalah gejala yang tidak termasuk dari tiga jenis lainnya.

Sebanyak 15 persen penderita bipolar menjalani hidupnya sendiri dan tidak menceritakannya pada orang lain. Jika Anda atau orang yang Anda cintai menunjukkan gejala bipolar, segera dapatkan bantuan profesional. Berikut tanda dan gejalanya, dilansir dari Men's Health.

Depresi

Salah satu kesulitan terbesar mendiagnosis bipolar adalah membedakannya dengan depresi. Penderita bipolar menghabiskan lebih dari setengah hingga sepertiga waktunya dalam kondisi tertekan, menurut Direktur Klinik Bipolar di Rumah Sakit Umum Massachussets, Andrew Alan Nierenberg. Mereka yang depresi 25 persen berisiko tinggi menunjukkan gejala bipolar di kemudian hari.

Hiperaktif

Selama periode hipomanik, seorang bipolar bisa sangat produktif dan kreatif, kata mantan Presiden International Society for Sports Psychiatri, Antonia Baum. Seluruh sistem mereka pulih, sehingga memicu energi dan ambisi tak terbatas. Penderita bipolar dalam masa ini bisa saja mengemudi kendaraan sangat cepat, sembrono, dan senang mencari sensasi.

Kurang tidur

Kurang tidur yang dimaksud bukan karena insomnia, namun memang penderita bipolar merasa tidak butuh tidur. Nierenberg mengatakan seseorang yang merasa tidak butuh tidur mungkin merasa baik secara fisik, namun itu mengganggu kestabilan suasana hati.

Jika Anda sudah didiagnosis bipolar, sangat penting menjaga jumlah jam dan kualitas tidur. Tidur yang baik selama enam hingga delapan jam.

Mencari sensasi

Perubahan fisiologis dalam sistem saraf penderita bipolar ke tahap hipomanik sering membuat mereka merasa hebat dan kepercayaan diri meningkat pesat. Oleh karenanya peneliti juga berspekulasi ada juga korelasi antara atlet olah raga ekstrem dengan gangguan bipolar.

Sebuah studi 2015 di Polandia menemukan pria dan wanita yang senang berolah raga ekstrem, seperti panjat tebing, pendaki gunung, dan snowboarding menunjukkan gejala bipolarotas lebih tinggi.

Alkohol dan obat-obatan

Sekitar 60 persen penderita bipolar bermasalah dengan obat-obatan. Mereka juga senang minum minuman beralkohol.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement