Senin 22 Oct 2018 14:43 WIB

Mengenal Lebih Dekat Rumah Sakit Syariah

Ada mushola yang memadai di setiap lantai di RS Sari Asih Ciledug.

Mahasiswa FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melakukan kunjungan ke RS Sari Asih Ciledug untuk belajar mengenai RS Syariah, Rabu (10/10).
Foto: rs sari asih
Mahasiswa FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melakukan kunjungan ke RS Sari Asih Ciledug untuk belajar mengenai RS Syariah, Rabu (10/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahasiswa FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melakukan kunjungan ke RS Sari Asih Ciledug untuk belajar mengenai RS Syariah, Rabu (10/10). RS Sari Asih Ciledug dipilih oleh FK UIN (Fakultas Kedokteran-Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan rekomendasi dari Ketua Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (Mukisi) Banten, Yahmin Setiawan.

Sebanyak 57 mahasiswa berkunjung di sana menyaksikan secara langsung, praktik-praktik RS Syariah di lapangan. Direktur RS Sari Asih Ciledug Ni’matullah Mansur mengatakan ke-57 mahasiswa tersebut menjelajahi di hampir seluruh ruangan yang ada di RS Sari Asih Ciledug. Mulai dari ruang IGD (Instalasi Gawat Darurat), dapur RS, ruang rawat inap, ruang perawatan jenazah, ruang laundry, dan sebagainya.

“Mereka dibagi menjadi enam kelompok, mereka juga menengok ambulans rumah sakit, sebab di RS Syariah, pasien dan keluarga pasien yang dibawa oleh ambulans diperdengarkan mutoral Alquran selama perjalanan,” kata Ni’matullah.

Para mahasiswa juga melihat secara langsung praktik-praktik pelayanan kesehatan syariah di RS Sari Asih Ciledug. Mereka melihat pemasangan kateter yang sesuai dengan jenis kelamin antara dokter dan pasien.

photo
Mahasiswa FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melakukan kunjungan ke RS Sari Asih Ciledug untuk belajar mengenai RS Syariah, Rabu (10/10).

Para mahasiswa juga melihat bagian pelayanan obat yang memberikan bimbingan doa kepada pasien sebelum meminum obat, melihat para pasien yang diberi bimbingan rohani oleh ustaz, melihat adanya bimbingan edukasi mengenai vaksin di klinik anak, serta melihat tersedianya mushola yang memadai di setiap lantai  di RS Sari Asih Ciledug.

“Mereka juga berkunjung ke ruang operasi dan melihat jadwal operasi yang dibuat sedemikian rupa agar tidak bentrok dengan waktu sholat,” kata dia.

Selama kunjungan pun, pertanyaan-pertanyaan kritis muncul dari para mahasiswa tersebut. Mulai dari mempertanyakan bagaimana kerjasama RS syariah dengan BPJS yang belum syariah, bagaimana pelayanan vaksin MR (Measles Rubella) yang mengandung unsur haram tetapi dengan melihat kondisi darurat dibolehkan oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia), bagaimana dengan kandungan alkohol yang ada pada obat, bagaimana pelayanan bagi pasien non muslim, bagaimana dengan pasien yang tidak jelas identitas agamanya yang dibawa ke IGD (apakah ketika sakaratul maut mereka juga ditalqin), dan sebagainya.

“Pemikiran mereka luar biasa kritis. Kami pun menjawab dengan detail. Contohnya ketika mereka mempertanyakan pelayanan bagi pasien non muslim, kami pun menjawab bahwa pasien non muslim akan tetap diperlakukan dengan sangat layak, kami tidak mengurangi sedikitpun untuk melayani mereka dengan baik. Hanya saja mereka tidak diingatkan sholat, serta tidak dibimbing doa bersama,” ujar dia.

photo
Mahasiswa FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melakukan kunjungan ke RS Sari Asih Ciledug untuk belajar mengenai RS Syariah, Rabu (10/10).

Sebagai bentuk follow up pemahaman mereka tentang RS Syariah, para mahasiswa pun diminta dosen terkait untuk mempresentasikan hasil kunjungannya. Tak tertinggal, direktur RS Sari Asih Ciledug pun turut hadir menyaksikan presentasi yang diadakan lima hari setelah kunjungan tersebut, yaitu pada tanggal 15 Oktober.

Para mahasiswa tersebut dibagi menjadi lima kelompok yang diberi tema berbeda. Kelompok pertama membahas tentang manajemen RS Syariah, kelompok kedua membahas tentang pelayanan rawat jalan di RS Syariah, kelompok ketiga membahas tentang pelayanan rawat inap dan bedah di RS Syariah, kelompok keempat membahas tentang perawatan jenazah, dan kelompok kelima membahas tentang gizi dan laundry halal RS Syariah.

Ia pun menilai, presentasi mereka sungguh luar biasa. Menurut Ni’matullah, para mahasiswa tersebut sudah mampu memahami RS Syariah dengan baik. “Mahasiswa FK UIN Syarif Hidayatullah juga memiliki background pendidikan agama yang bagus, banyak dari mereka yang berasal dari madrasah Aliyah, sehingga tidak heran jika mereka mampu memahami RS Syariah dengan baik,” kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement