Rabu 24 Oct 2018 05:05 WIB

Enam Manfaat KB untuk Kesehatan Perempuan

Penggunaan KB berarti menghargai hak perempuan dalam mengendalikan kesuburan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolanda
Kontrasepsi IUD
Foto: Sciencealert
Kontrasepsi IUD

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prediksi bonus demografi yang akan diraih Indonesia pada 2020-2035 dapat tercapai bila rasio ketergantungan di Indonesia kurang dari 50 persen. Rasio ketergantungan merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang belum produktif yaitu kelompok usia 0-14 tahun dan kelompok usia di atas 65 tahun dengan jumlah penduduk berusia produktif yaitu 15-64 tahun.

Salah satu cara untuk mencapai rasio ketergantungan ini adalah dengan menurunkan angka fertilitas atau total fertility rate (TFR) dari 2,6 menjadi 2,28 per perempuan pada 2015-2019. Artinya, jumlah ideal anak yang disarankan untuk dimiliki oleh sepasang suami istri adalah dua atau maksimal tiga orang anak.

Dalam hal ini, program keluarga berencana melalui pemanfaatan kontrasepsi memegang peranan penting. Penggunaan kontrasepsi di Indonesia masih perlu ditingkatkan dari 61,9 persen menjadi 66 persen.

"Tujuannya bukan mengurangi jumlah penduduk, tapi menjaga keseimbangan antara penduduk produktif dan kurang produktif," papar spesialis obstetri dan ginekologi dari Divisi Imunoendokrinologi Reproduksi FKUI-RSCM Dr dr Andon Hestiantoro SpOG(K) dalam diskusi kesehatan bersama Bayer, di Jakarta.

Terlepas dari itu, Andon mengungkapkan bahwa program keluarga berencana dan penggunaan alat kontrasepsi juga memiliki banyak manfaat lain bagi perempuan. Manfaat ini tak hanya berkaitan dengan kesehatan fisik tetapi juga kesehatan mental perempuan dan kesejahteraan keluarga.

Andon mengungkapkan setidaknya ada enam manfaat yang bisa didapatkan perempuan dari program keluarga berencana. Berikut ini adalah keenam manfaat tersebut.

1. Menghargai hak perempuan dalam mengendalikan kesuburan

Satu hal yang perlu diperhatikan ketika merencanakan kehamilan adalah kesiapan perempuan baik secara fisik maupun mental. Namun hak istimewa perempuan ini tak selalu mendapatkan perhatian yang baik. Penggunaan alat kontrasepsi dapat memberikan kembali hak perempuan untuk mempersiapkan diri dengan baik sebelum memasuki masa kehamilan.

"Menentukan sendiri kapan mereka siap hamil, bagaimana mempersiapkan kehamilan dan menjaga kesehatan selama kehamilan, sehinga dapat melahirkan generasi baru yang berkualitas," ungkap Andon.

2. Melindungi perempuan dari gangguan kesehatan reproduksi

Tanpa perencanaan yang baik melalui penggunaan alat kontrasepsi, perempuan dapat mengalami kehamilan terlalu muda, kehamilan terlalu tua maupun dua kehamilan dengan jarak yang terlalu dekat. Ketiga kondisi kehamilan ini, lanjut Andon, dapat meningkatkan beragam risiko kesehatan reproduksi yang merugikan perempuan.

Salah satu risiko tersebut adalah preeklampsia, suatu komplikasi kehamilan di mana perempuan mengalami tekanan darah tinggi yang dapat membahayakan. Beberapa risiko lainnya adalah prematuritas serta risiko bedah sesar.

photo
Alat kontrasepsi. Ilustrasi

3. Melindungi tumbuh kembang anak

Pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan merupakan masa-masa terpenting pada proses tumbuh kembang anak. Di masa ini, program ASI eksklusif dan pemenuhan gizi anak perlu diperhatikan dengan seksama sehingga tidak terjadi gangguan pada proses tumbuh kembang mereka.

Sayangnya, program ASI eksklusif hingga pemenuhan gizi anak dapat terganggu bila ibu kembali hamil dalam waktu beberapa bulan saja setelah melahirkan. Di sinilah alat kontrasepsi berperan untuk membantu ibu yang baru melahirkan menunda kehamilan berikutnya sementara waktu. Dengan begitu, ibu bisa mencurahkan seluruh perhatian dan waktunya untuk menjaga proses tumbuh kembang anak yang baru ia lahirkan.

"Bayangkan kalau anak belum disusui dengan baik, ibu sudah hamil lagi," tambah Andon.

4. Menurunkan risiko kanker

Sebagian perempuan merasa takut untuk menggunakan alat kontrasepsi hormonal karena dianggap dapat meningkatkan risiko kanker. Padahal, lanjut Andon, penggunaan alat kontrasepsi hormonal justru dapat melindungi perempuan dari risiko kanker ovarium maupun kanker endometrium.

Beberapa perempuan juga merasa enggan untuk menggunakan pil KB karena takut menjadi gemuk. Padahal pil KB saat ini sudah tidak lagi menyebabkan tubuh menjadi gemuk. Selain itu, pil KB masa kini juga dapat membuat kulit tampak lebih cantik dan mulus.

"Karena sekarang dosisnya nggak lagi tinggi-tinggi, hanya sekitar 20-30," terang Andon.

5. Menurunkan risiko radang panggul

Andon juga mengatakan penggunaan alat kontrasepsi juga dapat menurunkan risiko infeksi atau radang panggul pada perempuan. Andon mencontohkan, penggunaan alat kontrasepsi suntik dapat membuat lendir serviks pada perempuan menjadi lebih kental. Kondisi ini akan membuat virus menjadi lebih sulit untuk menembus masuk dan menginfeksi.

Saat menggunakan alat kontrasepsi, Andon mengatakan perempuan juga cenderung menjadi lebih rutin untuk mengontrol kesehatan, khususnya kesehatan reproduksi, ke dokter atau bidan. Hal ini membuat kelainan atau gangguan kesehatan pada organ reproduksi menjadi lebih cepat terdeteksi dan diatasi.

6. Menjaga kesehatan jiwa perempuan

Penggunaan alat kontrasepsi juga dapat membantu perempuan untuk menjaga kesehatan jiwa perempuan. Andon mengatakan kehamilan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko depresi pascamelahirkan.

"Maunya nangis terus, nggak mau pegang bayi, postpartum blues. Dengan kontrasepsi bisa cegah depresi pascamelahirkan," jelas Andon. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement