Senin 29 Oct 2018 15:56 WIB

Memberi Perhatian Lebih ke Pasangan Buat Panjang Umur

Peneliti menyebut ponsel menjadi tantangan untuk menyatukan pasangan lebih intim

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pasangan suami istri.
Foto: Pixabay
Pasangan suami istri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Waktu berkualitas dapat mengarah pada kesehatan yang berkualitas. Termasuk memberikan perhatian lebih pada pasangan memiliki kaitan dengan peluang hidup lebih lama.

Sebuah studi baru yang diterbitkan Psychosomatic Medicine menunjukkan  peningkatan tingkat respons yang dirasakan oleh mitra atau perceived partner responsiveness (PPR) memiliki efek pada diri sendiri. Respons yang dirasakan oleh mitra dapat berupa berapa banyak orang merasa pasangan romantis, memahami, peduli, dan menghargai mereka.

Studi ini dimulai sekitar lima tahun yang lalu, ketika sebuah tim peneliti dari universitas di Amerika Serikat mulai menyelidiki hubungan antara hubungan sosial dengan kesehatan fisik dan mental. "Kami memiliki ide mengenai hubungan sosial dengan kesehatan fisik terutama dalam beradaptasi dengan stres," ujar salah satu tim peneliti Richard Slatcher, PhD, dikutip dari Healthline, Senin (29/10).

Dengan stres, profesor di Wayne State University menjelaskan, mengacu pada peristiwa atau kondisi apa pun dalam kehidupan seseorang yang dapat menyebabkan stres. Untuk data, para peneliti ini menarik dari National Survey of Midlife Development di Amerika Serikat, yang memberikan penilaian PPR dari 1.208 orang dewasa di seluruh negeri dalam tiga gelombang selama rentang 20 tahun.

Para peneliti menemukan orang dewasa yang menunjukkan kalau pasangan mereka merasa diperhatikan, dihargai, dan diakui memang memiliki risiko kematian yang lebih rendah setelah dua dekade berlalu. Mengapa?

Mitra yang responsif, ternyata, dapat membantu seseorang untuk mengurangi tingkat stres yang dirasakan. Namun, bukan berarti seseorang akan tidak mengalami stres, hanya saja, mereka akan lebih mampu mengatasi dan menghadapinya.

“Jika Anda memiliki mitra yang benar-benar responsif, ternyata Anda cenderung tidak akan benar-benar menanggapi stres luar itu, atau dengan cara yang dipenuhi dengan emosi negatif. Sehingga pada gilirannya benar-benar meramalkan umur panjang yang lebih besar,” ujar Slatcher.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement