REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak ibu hamil mengetahui dan menerapkan gaya hidup sehat, seperti tidak merokok, menghindari alkohol, mengonsumsi makanan sehat, dan berolahraga. Gaya hidup sehat namun sebenarnya harus sudah diterapkan sejak sebelum hamil atau saat merencanakan kehamilan.

Gaya hidup sebelum konsepsi juga memengaruhi perkembangan anak dan evolusi kehamilan. Dan banyak perempuan menganggap remeh fakta tersebut, menurut kelompok ginekologi, dokter anak, dan bidan.

Bagi pasangan yang menantikan kehadiran bayi, organisasi pendukung berbasis keluarga di Jerman, Healthy Start, merekomendasikan pola makan dan gaya hidup sebelum dan sesudah kehamilan, menurut laporan DPA, yang dilansir Selasa (30/10).

Wajar bagi perempuan dengan berat badan normal mengalami kenaikan berat badan mulai dari 10 hingga 17 kilogram saat hamil. Namun, bagi perempuan dengan kelebihan berat badan atau obesitas, bagaimanapun disarankan tidak mengalami kenaikan berat badan lebih dari 10 kilogram ketika mengandung.

Namun penelitian terbaru juga menunjukkan apakah seorang anak nantinya akan menjadi obesitas tidak terlalu bergantung berapa banyak kenaikan berat badan Ibu selama hamil dan lebih banyak pada bobot awal. Ini juga memengaruhi harapan hidup keturunan selanjutnya.

"Masa hidup anak menjadi pendek waktunya bila sang ibu mengalami obesitas pada awal kehamilan," jelas Profesor Berthold Koletzko dari German Society of Pediatrics and Adolescent Medicine. Hal ini disarankan oleh penelitian.

Perempuan yang hendak atau bahkan tidak mengesampingkan memiliki seorang anak mesti bercita-cita memiliki berat badan normal. Bagi perempuan gemuk, kehilangan sekitar lima persen dari berat badan awal dapat memberikan dampak positif pada kesehatan mereka dan meningkatkan kesempatan untuk hamil.

Ikuti Whatsapp Channel Republika