Kamis 01 Nov 2018 05:27 WIB

Pemahaman Rendah, 70 Persen Pasien Sarkoma Salah Ditangani

Sarkoma lebih banyak ditemukan pada kelompok dewasa muda, remaja, dan anak.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi
Foto: cikarangonline.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemahaman akan sarkoma di kalangan masyarakat awam dan tenaga kesehatan profesional dinilai masih rendah. Sarkoma merupakan jenis kanker yang berkembang di jaringan ikat seperti otot, lemak, tulang, tulang rawan, dan pembuluh darah. Jenis kanker ini terbilang langka.

"Jumlah kasus per tahunnya hanya lima-enam kasus dari 100 ribu populasi," ujar Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Centre (PCC) Richard Quek dalam diskusi kesehatan di Jakarta, Rabu (31/10).

Baca Juga

Kurangnya pemahaman akan sarkoma ini telah dibuktikan dalam sebuah studi. Studi tersebut mengungkapkan sekitar 70 persen pasien sarkoma mendapatkan penanganan yang salah karena pemahaman yang rendah. Kesalahan penanganan ini turut berkontribusi pada rendahnya tingkat survival lima tahun pasien, yaitu sekitar 50 persen saja.

"Ini memprihatinkan karena sampai saat ini pemahaman kita akan sarkoma yang begitu kompleks ini masih kurang lengkap, khususnya di Asia," kata Richard.

Kurangnya pemahaman di tengah masyarakat awam pun kerap membuat gejala sarkoma terabaikan. Studi dari Belgia misalnya, menunjukkan 47 persen pasien sarkoma jaringan lunak mengabaikan gejala yang mereka rasakan selama sekitar empat bulan sebelum akhirnya pergi berkonsultasi ke dokter.

Umumnya, pasien sarkoma ini pun memilih berkonsultasi dengan dokter umum terlebih dahulu. Padahal dokter umum diperkirakan hanya mendapati satu atau dua kasus sarkoma saja sepanjang karier mereka.

Tak ayal, penelitian di Inggris menunjukkan 20 persen dokter umum terlambat hingga lebih dari tiga bulan untuk merujuk pasien sarkoma ke dokter spesialis karena kurangnya kecurigaan klinis pada gejala awal. "Sudah saatnya kita menanggapi sarkoma dengan lebih serius, dan ini bisa kita mulai dengan edukasi," kata pendiri Singapore Sarcoma Consortium ini.

Richard mengatakan sarkoma cenderung lebih banyak ditemukan pada kelompok dewasa muda, remaja, dan anak-anak. Pada kelompok usia ini, gejala sarkoma biasanya tidak langsung diasosiasikan dengan kanker.

Kecenderungan ini membuat penyakit sarkoma pada pasien terlambat terdiagnosis. Keterlambatan diagnosis dapat memberikan dampak yang besar baik bagi proses terapi maupun hidup pasien sarkoma ke depannya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement