Kamis 01 Nov 2018 14:55 WIB

Garam Pink Himalaya Ternyata tak Punya Khasiat Istimewa

Warna pink berasal dari kandungan mineral di dalam kristal.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Ani Nursalikah
Garam pink himalaya.
Foto: Wikipedia
Garam pink himalaya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Garam pink disebut banyak orang punya manfaat lebih baik bagi kesehatan daripada garam biasa. Garam pink Himalaya berasal dari kristal garam yang ditambang di Pakistan di area dekat Himalaya.

Warna pink berasal dari kandungan mineral di dalam kristal, yakni magnesium, potasium, dan kalsium. Garam pink umumnya dimanfaatkan sebagai terapi spa karena diyakini mampu mendetoksifikasi tubuh. Selain itu, bongkahan garam pink juga dijual dalam bentuk lampu.

Sebagai lampu, garam pink disebut bisa meredakan gejala seasonal affective disorder (SAD), meningkatkan energi, dan membersihkan udara sehingga memperbaiki kualitas tidur. Selama ini garam pink diyakini mampu menyerap molekul air di udara dan menyebarkan ion negatif. Ion-ion negatif disebut mampu memperbaiki mood dan saluran pernafasan.

"Penjual garam pink menggembar-gemborkan khasiatnya yang diklaim memperbaiki kesehatan fisik dan emosi," kata pendiri sekaligus Direktur The University of Arizona Center for Integrative Medicine Andy Weil, dilansir di Time.

Akan tetapi, Weil membantah klaim-klaim tersebut. Tidak ada satu penelitian pun yang secara sahih menyatakan lampu garam pink bisa melepaskan ion negatif.

"Tidak ada studi ilmiah tentang itu," kata Weil.

Bahkan pembersih udara yang mengklaim produknya sebagai penghasil ion negatif sehingga disebut 'ionizer' juga tidak sepenuhnya bisa dipercaya. Justru pada Januari 2017 ada 80 ribu lampu garam pink ditarik dari peredaran karena bisa memantik api dan membuat orang shock.

Sumber: Time

Sebagai bahan konsumsi, garam pink disebut-sebut memberi rasa yang lebih enak pada makanan ketimbang garam biasa dan lebih sehat. Tapi lagi-lagi itu tidak 100 persen benar.

"Semua garam bervariasi rasanya tergantung dari kandungan mineral," katanya.

Namun, garam pink tidak lebih istimewa manfaatnya bagi kesehatan. Menurut Weil, garam biasa sama sehatnya dengan garam pink. Pembedanya hanyalah garam pink terlihat lebih cantik dan harganya lebih mahal.

Menggunakan garam pink untuk terapi spa juga termasuk salah kaprah lainnya. Hingga saat ini, klaim manfaat terapi spa garam pink tidak didukung hasil penelitian ilmiah.

"Terapi garam telah diterapkan bertahun-tahun dan menjadi perdebatan. Tapi itu lebih kepada obat alternatif atau pelengkap saja," ujar Lily Pien, ahli alergi di Cleveland Clinic.

Jika ingin tubuh menjadi lebih rileks kita tak perlu repot melakukan spa garam. Cukup berdiam diri dan bersantai selama 30 hingga 45 menit, maka stres tubuh akan berkurang.

Apabila Anda tetap ingin menggunakan garam pink, hal itu sah-sah saja. Akan tetapi, perlu diingat tidak ada khasiat istimewa yang akan didapat dari penggunaan garam pink.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement