Rabu 07 Nov 2018 06:20 WIB

Bangun Pagi Bawa Efek Kesehatan Lebih Baik Bagi Perempuan

Kebiasaan tidur yang baik mempengaruhi risiko kanker pada perempuan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Wanita di pagi hari.
Foto: Pixabay
Wanita di pagi hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bangun lebih pagi selalu membawa kebaikan lebih, termasuk untuk perempuan. Studi baru mengungkapkan mereka yang bangun pagi memiliki hampir setengah kali lebih besar untuk menghindari terkena risiko kanker payudara dari perempuan yang suka begadang.

Ilmuwan Universitas Bristol menemukan, kebiasaan bangun pagi hari memberi 40 hingga 48 persen lebih kecil kemungkinan terkena kanker payudara. Jumlah ini kira-kira satu kasus kanker lebih sedikit di antara setiap 100 wanita yang memiliki kebiasaan bangun pagi.

Baca Juga

Studi ini pun menemukan risiko kanker payudara tambahan untuk wanita yang tidur lebih dari tujuh hingga delapan jam  per malam. Diperkirakan setara dengan 20 persen risiko tambahan untuk setiap jam.

Untuk menghasilkan simpulan itu, peneliti menggunakan informasi dari hampir 400 ribu wanita yang memiliki informasi genetik di Inggris Biobank. Mereka merupakan bagian dari studi Konsorsium Asosiasi Kanker Payudara.

Dengan melihat sekitar 450 penanda genetik yang berafiliasi dengan tidur, seperti chronotype, jumlah tidur yang dibutuhkan, dan risiko insomnia, para ilmuwan mampu mempelajari risiko kanker secara independen. Studi ini bisa melihat risiko terlepas dari faktor perancu seperti alkohol atau merokok atau dikenal dengan teknik mendelian randomisasi.

"Apa yang kami ingin lihat selanjutnya adalah interaksi antara preferensi bawaan kami, menjadi orang pagi atau orang malam, dan perilaku aktual kami. Beberapa menyarankan  ketidakselarasan antara jam kemasyarakatan dan jam biologis kita dapat menempatkan kita pada risiko penyaki," kata pemimpin penelitian Dr Rebecca Richmond  dikutip dari The Independent, Rabu (7/11).

Namun, bukan berarti risiko kanker sepenuhnya ditentukan oleh genetika karena memodifikasi perilaku dapat mengurangi banyak risiko itu. Temuan ini menambah penelitian lain tentang peran pola tidur yang telah menemukan tingkat kanker lebih tinggi di kalangan perempuan yang bekerja shift malam.

Direktur klinis di Breast Cancer Care Dr Emma Pennery menyatakan, hasil studi tersebut menyoroti kebutuhan untuk penyelidikan lebih lanjut. Sebab, mengubah kebiasaan tidur seseorang bukan hal yang mudah, lebih lagi ini berkaitan dengan pekerjaan, keluarga, dan kondisi kesehatan lainnya.

“Lebih banyak pekerjaan diperlukan untuk memahami mengapa karakteristik tidur dapat dikaitkan dengan risiko kanker payudara. Namun, yang kami ketahui adalah menjaga berat badan yang sehat, berolahraga dan minum alkohol dalam jumlah yang wajar, semua membantu mengurangi risiko," ujar sosok yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Sedangkan konsultan onkologi bedah NHS Cliona Kirwan menyatakan, studi yang dipresentasikan di National Cancer Research Institute Conference di Glasgow ini memberikan bukti lebih lanjut untuk menyarankan pola tidur yang baik. Pola tidur terganggu mungkin memiliki peran dalam perkembangan kanker.

“Penggunaan pengacakan Mendel dalam studi ini memungkinkan para peneliti untuk memeriksa efek kausal pada kanker payudara dari pola tidur yang berbeda dengan melihat variasi pada gen tertentu yang sudah diketahui terkait dengan karakteristik tidur. Ini membantu untuk menghindari kesimpulan menyesatkan yang mungkin dipengaruhi oleh faktor perancu," ujar Kirwan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement